Sepanjang September Wilayah Jawa Barat Diguncang 35 Kali Gempa Bumi

- 5 Oktober 2021, 02:00 WIB
ilustrasi peristiwa gempa bumi berdasar alat seismometer.
ilustrasi peristiwa gempa bumi berdasar alat seismometer. /Dokumen BMKG

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sepanjang bulan September 2021 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Geofisika Bandung mencatat 35 kali gempa melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat. Peristiwa gempa bumi paling sering melanda wilayah pesisir pantai selatan Jawa Barat akibat terjadinya pergerakan lempeng tektonik Indo Australia.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan bahwa dari 35 kali peristiwa gempa bumi yang melanda Jawa Barat,  sebanyak 28 kali gempa bumi terjadi di laut. “Peristiwa gempa bumi yang terjadi sebanyak 28 kali akibat subduksi atau zona pertemuan lempeng tektonik Indo Australia dan Eurasia dan 7 gempa bumi lainnya yang terjadi di darat akibat aktivitas sesar lokal,” terang Teguh Rahayu.

Terkait dengan gempa bumi  di darat dengan kedalaman dangkal antara rentang 1 hingga 85 kilometer, Teguh Rahayu mengingatkan warga untuk tidak termakan isu dan menyebarkan isu uang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “ Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dipertanggungjawabkan kebenarannya, hindari bangunan-bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa," ujar Teguh Rahayu mengingatkan.

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Kebakaran Parbik Garmen di Jalan Sudirman

Dari 35 kali gepa bumi yang melanda Jawa Barat, selain dengan kedalaman dangkal di darat maupun laut, menurut Teguh Rahayu, magnitudo gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 4,8 dan Magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1,7. “Hingga saat ini gempa yang paling besar magnitudo 4.8 tercatat di pesisir selatan Jawa Barat, di Pangandaran, Tasikmalaya dan terakhir di Sukabumi,” ujar Teguh Rahayu.

Gempa bumi yang terjadi sepanjang bulan September paling dirasakan masyarakat pada 14 September lalu dengan kekuatan magnitudo 4,4. Gempa bumi dirasakan masyarakat di wilayah Pamarican, Pangandaran, dan Cipatujah serta Banjar.

Kemudian pada 19 September dengan magnitudo 4,8 yang dirasakan masyarakat di wilayah Cisurupan, Cikajang, Ciamis, Pangandaran, Pangalengan, dan Bandung. “Gempa bumi terjadi akibat aktivitas megathrust di Selatan pulau Jawa yaitu lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah lempeng Eurasia,” terang Teguh Rahayu.

Baca Juga: Polres Cirebon Kota Tangkap Pelaku Tawuran, Tantangan Tawuran Lewat Live Streaming

Gempa bumi yang juga cukup besar dan banyak dirasakan disejumlah wilayah pada 26 September berkekuatan 3.9.  Gempa dirasakan masyarakat di wilayah Cisurupan, Cikajang, Darajat, dan Cikalong akibat aktivitas sesar di laut pada bagian dalam dari lempeng Eurasia.

“Sekali lagi, kami menghimbau kepada masyarakat disepanjang jalur gempa untuk tetap waspada dan tidak mudah termakan isu belum pasti kebenarannya. Untuk memastikannya, dapatkan informasi yang datangnya dari lembaga atau instansi terkait, kami dari BMKG untuk meredam isu-isu seputar peristiwa kebencanaan khususnya gempa bumi berupaya secepatnya menyebarkan informasi agar warga tidak resah,” pungkas Teguh Rahayu. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah