Riki Ganesa menegaskan, jika bencana banjir bandang itu salah satunya disebabkan proyek Tol Cisumdawu, artinya pelaksana proyek tersebut harus bertanggungjawab.
"Sebenanrya, masyarakat juga tidak muluk-muluk. Ingin rumahnya kembali bisa ditempati, setelah mengalami kerusakan berat dan ringan akibat diterjang banjir bandang," kata Riki Ganesa.
Semula disebutkan banjir bandang itu mengakibatkan 8 rumah rusak berat dan 11 rumah rusak ringan, sehingga berjumlah 19 rumah. Namun pada Selasa (28/12/2021), rumah warga yang rusak bertambah 2 unit, sehingga totalnya 21 rumah yang mengalami rusak berat dan ringan.
"Kita juga berharap karena bencana banjir bandang ini terjadi di perbatasan dua wilayah antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, yang dibatasi aliran Sungai Cibeusi, jadi dalam penanganan banjir bandang dan upaya meminimalisir ancaman banjir serupa harus kerja bareng antara kedua pemerintahan tersebut," ungkapnya.
Baca Juga: Terus, Dinsos Kota Bandung Razia PMKS
Riki Ganesa juga melihat langsung kondisi permukiman warga yang mengalami kerusakan pascabanjir bandang itu, kondisinya benar-benar memprihatinkan.
"Yang jelas kami berharap ada langkah konkrit dan duduk bersama antara seluruh pemangku kepentingan untuk mencari solusi agar dampak yang ditimbulkan bisa diminimalisir bagi wilayah yang terdampak banjir bandang tersebut," tutur Riki Ganesa.
Diberitakan sebelumnya, ratusan rumah di sejumlah desa di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan ratusan rumah di Desa Cileunyiwetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung diterjang banjir bandang pada Jumat 23 Desember 2021 sore.
Banjir bandang akibat meluapnya Sungai Citatah, Cibeusi dan Sungai Cikeruh dampak proyek Tol Cisumdawu. Banjir bandang tersebut, selain menerjang ratusan rumah, Jalan Raya Bandung-Garut antara SPBU Al Masoem hingga RM Simpang Raya Cipacing turut terendam air bercampur lumpur tanah. (neni mardiana)***