Mengurangi Risiko Bencana, BPBD Gelar Simulasi Keluarga Tangguh Bencana

- 21 Mei 2022, 05:33 WIB
Peserta Bimbingan Teknik  Keluarga Tangguh Bencana (Katana) saat melakukan simulasi dalam upaya mengurangi risiko bencana.
Peserta Bimbingan Teknik Keluarga Tangguh Bencana (Katana) saat melakukan simulasi dalam upaya mengurangi risiko bencana. /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR -  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung gelar  Simulasi Keluarga Tangguh Bencana (Katana) dalam upaya mengurangi risiko bencana. Kegiatan diselenggarakan bersama  Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bandung, melibatkan peserta dari Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung.

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bandung,  Wewen Mulyadi mengatakan bahwa pelaksanaan simulasi tahap awal di mulai dari pembuatan jalur evakuasi di rumah rawan bencana. Kemudian mencari tempat aman, untuk menyelamatkan diri disaat terjadi bencana.

"Para peserta Kemudian mencari atau menentukan titik kumpul untuk menyelamatkan diri, disaat terjadi bencana gempa bumi," tutur Wewen Mulyadi.

Pada simulasi menurut Wewen Mulyadi, peserta berusaha untuk mengevakuasi keluarga yang selamat untuk menghindari reruntuhan atau rumah yang roboh.  "Inilah pentingnya kita membuat jalur evakuasi dan titik kumpul untuk menyelamatkan diri disaat terjadi gempa bumi," katanya.

Baca Juga: Viral Pasien di RSHS Bandung, Plh Dirut Bantah Terlantarkan Pasien

Disaat satu wilayah itu terdampak bencana gempa bumi, disebutkan Wewen, dalam simulasi ini para peserta lebih dulu memprioritaskan mengevakuasi dulu keluarga, kemudian tetangga dan warga sekitar. "Makanya dalam pelaksanaan simulasi ini lebih pada keluarga tangguh bencana, sehingga lebih fokus pada penyelamatan keluarga disaat terjadi gempa bumi," tuturnya.

Menurut Wewen Mulyadi, pelaksanaan Bintek Katana lebih difokuskan pada gempa bumi/ Hal ini dilakukan karena kelima desa asal para peserta itu berada pada Sesar Cikuya, sehingga rawan terjadi gempa bumi, juga rawan longsor dan banjir, yang harus diwaspadai oleh keluarga mereka.

"Pada pelaksanaan simulasi ini, juga turut dibuatkan peta evakuasi keluarga, untuk mengurangi risiko bencana. Selain harus punya peta evakuasi, juga keluarga masing-masing harus paham bagaimana penyimpanan barang-barang disaat mengantisipasi terjadi bencana gempa bumi," katanya.

Tetapi sejauh ini, FPRB menilai rumah panggung dinilai cukup aman dari ancaman bencana gempa bumi. Berbeda dengan rumah permanen, dinilai cukup rawan dari ancaman gempa bumi.

Baca Juga: Jadwal Shalat untuk Kota Bandung dan Sekitarnya 20 Syawal 1443 H/Sabtu 21 Mei 2022

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x