PORTAL BANDUNG TIMUR - Pasca gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.6 Senin 21 November 2022 pukul 13.21 WIB yang melanda Kabupaten Cianjur kembali terjadi gempa bumi susulan. Hingga pukul 19.00 WIB Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 62 kali gempa susulan atau aftershocks.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya mengatakan bahwa pasca gempa tektonik utama pada pukul 13.21 WIB potensi gempa susulan masih terjadi. "Akan terus kita pantau sampai besok (Selasa 22 November 2022) pagi,” ujar Daryono.
Disampaikan Daryono, pihaknya akan menghitung dan akan menjadikan gempa susulan sebagai acuan dalam estimasi kapan gempa berakhir. “Kalau tengah malam, kita belum bisa hitung sampai kapan peluruhan terjadi, namun hingga pukul 19.00 WIB telah terkadi 62 kali gempa susulan atau aftershocks, " ujar Daryono.
Disampaikan Daryono, masyarakat harus mewaspadai gempa susulan. Karena pasca gempa pertama masih ada potensi gempa susulan pasca gempa bumi pertama di wilayah Cianjur, Jawa Barat. "Masih ada (potensi gempa susulan)," kata Daryono.
Disampaikan Daryono, BMKG bertugas untuk terus memantau setiap perkembangan yang terjadi. BMKG akan terus memantau gempa susulan hingga Selasa 22 November 2022 pagi, untuk menganalisis gempa susulan berakhir.
Disampaikan Daryono, berdasarkan pantauan pihaknya banyaknya gempa susulan dari pergerakan sesar di zona perbatasan Sukabumi, Cianjur, dan Padalarang. Hal tersebut terjadi mengingat kategorinya sebagai gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake).
Baca Juga: The Rhythm of Bambu Angklung Berlangsung, SDN 008 Mohamad Toha Bandung Jawaranya
“Gempa dangkal ini memiliki gempa susulan yang banyak karena berada di batuan yang relatif rapuh. Oleh karenanya, BMKG belum bisa memprediksi seberapa besar kekuatan gempa susulan,” ujar Daryono.
Ditegaskan Daryono, pihaknya akan terus melakukan pencatatan setiap perkembangan, dan mengupdate gempa susulan. “Apakah gempa susulan yang terjadi mengecil atau justru lebih lebih besar. Kita belum bisa memprediksi karena masih unexpectable,” ujar Daryono.