Posyandu Bougenville RW 05 Baros Kota Cimahi Secara Khusus Layani Kesehatan Anak Remaja

23 Januari 2023, 10:27 WIB
Petugas kesehatan di Posyandu Bougenville RW 05 Kelurahan Baros Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, tengah melayani pemeriksaan kesehatan seorang anak remaja. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pengaruh cuaca dan lingkungan sekitar sangat berdampak pada kondisi kesehatan. Berbagai penyakit dapat menyerang siapapun tanpa memandang batasan usia serta jenis kelamin, dan waktunya bisa kapanpun.  

Apalagi dengan kondisi kesehatan di kalangan anak remaja yang sedang dalam masa perkembangan. Seringkali masalah kesehatan terabaikan dan dianggap suatu hal yang kurang begitu terperhatikan.

“Contoh kecil, dimana kondisi kesehatan sedang menurun akibat terlalu banyak begadang karena bermain, beraktivitas atau apapun, penyakit dengan mudah menyerang. Namun tidak sedikit dari anak-anak remaja ataupun anak muda yang mengabaikan penyakit flu atau batuk atau penyakit apapun yang datangnya dari kondisi fisik sedang menurun ditambah kondisi lingkungan serta asupan makanan yang kurang mendukung,” terang  Susi Ketua Posyandu Bougenville di RW 05 Kelurahan Baros Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, kepada Portal Bandung Timur.

Baca Juga: Korlantas Terbitkan 3 SIM, Ini Jadwal SIM Keliling Polrestabes Bandung, Polres Cimahi dan Polresta Bandung

Berkaca dari permasalahan kesehatan dikalangan anak remaja dan anak muda yang sering timbul di lingkungan kewilayahan Kelurahan Baros tersebut membuat anak-anak muda untuk turut terlibat dalam penanganan masalah kesehatan. “Bahkan dalam prakteknya bukan hanya masalah kesehatan yang kami tangani, tetapi juga masalah psikolog dan masalah sosial juga,” tambag Susi.

Dalam prakteknya,  Posyandu Bougenville  RW 05 Kelurahan Baros yang beranggotakan 20 orang petugas dengan 4 orang petugas khusus atau pendamping, tidak hanya memeriksa kondisi kesehatan masyarakat, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Seperti halnya pemeriksaan rutin yang selalu dilaksanakan berupa pemeriksaan tensi dan suhu tubuh serta penimbangan dan pengukuran berat badan, juga terkadang disertai konsultasi dan konseling.

“Alhamdulillah, kegiatan yang kita laksanakan setiap sebulan sekali mendapat respon dari anak-anak dilingkungan RW 05 ini. Mereka datang tidak hanya untuk menimbang badan dan mengukur suhu badan atau tensi darah, tetapi juga ada yang konsultasi,” ujar Susi.

Baca Juga: Puncak Terjadi Antrian, Polres Bogor Berlakukan OnWay Polres Cianjur Terapkan Ganjil Genap

Berdasarkan data dari kementerian Kesehatan, anak remaja menurut Undang Undang Perlindungan Anak adalah seseorang yang berusia antara 10 hingga 18 tahun. Anak remaja merupakan kelompok penduduk Indonesia dengan jumlah yang cukup besar hampir 20 persen dari jumlah penduduk.

Remaja merupakan calon pemimpin dan pengerak pembangunan di masa depan. ''Remaja merupakan masa yang sangat berharga bila mereka berada dalam kondisi kesehatan fisik dan psikis, serta pendidikan yang baik,” demikian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait masalah kesehatan anak usia remaja.

Dalam masa remaja menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, terjadi apa yang dinamakan growth spurt atau pertumbuhan cepat, juga pubertas. Pada fase tersebut, terjadi pertumbuhan fisik disertai perkembangan mental-kognitif, psikis, juga terjadi proses tumbuh kembang reproduksi yang mengatur fungsi seksualitas.

Baca Juga: Sesar Baribis Aktif, Wilayah Kuningan Jawa Barat Kembali Diguncang Gempa Bumi Tetonik

Ada banyak anggapan bahwa masa remaja seringkali dianggap sebagai periode hidup yang paling sehat.  Padahal, pertumbuhan fisik pada remaja tidak selalu disertai dengan kematangan kemampuan berpikir dan emosional.

Selain itu, di masa remaja juga terjadi proses pengenalan jati diri, dan kegagalan dalam proses pengenalan diri ini bisa menimbulkan berbagai masalah. ''Kalau kita perhatikan hanya sedikit remaja yang datang berobat ke fasilitas kesehatan dibandingkan kelompok usia lain (bayi, Balita, atau lansia). Padahal masalah yang dihadapi remaja itu rumit, salah satu diantaranya adalah masalah kesehatan'', terang Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Permasalahan yang dialami remaja cukup kompleks. Mulai dari masalah prestasi di sekolah, pergaulan, penampilan, menyukai lawan jenis dan lain sebagainya.

Berbagai hal tersebut bisa membawa pengaruh terhadap perilaku dan status kesehatan remaja itu sendiri. ''Penanganan masalah remaja termasuk di dalamnya masalah kesehatan, akan sangat membutuhkan keterlibatan multi disiplin ilmu, lintas program, lintas sektor dan masyarakat'', imbuh Menkes.

Menkes juga menyatakan bahwa remaja mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan media sosial sehingga rawan terpengaruh oleh perilaku yang tidak sehat, atau mendapatkan informasi kesehatan dan gizi yang tidak benar (hoax). Misalnya, mengikuti pola diet selebritis, mengonsumsi jajanan yang sedang hits namun tidak bergizi, atau kurang beraktifitas fisik karena terlalu sering bermain games sehingga malas gerak (mager).

Pola makan remaja yang tergambar dari data Global School Health Survey tahun 2015, antara lain: Tidak selalu sarapan (65,2%), sebagian besar remaja kurang mengonsumsi serat sayur buah (93,6%) dan sering mengkonsumsi makanan berpenyedap (75,7%). Di antara remaja itu juga kurang melakukan aktifitas fisik (42,5%). Apabila cara konsumsi ini berlangsung terus menerus dan menjadi kebiasaan pola makan tetap para remaja, maka akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit tidak menular.

”Remaja sebenarnya memiliki kemampuan untuk membuat pilihan. Bagaimana pola makan dan berperilaku hidup yang sehat, serta bagaimana menjadi pribadi yang bermanfaat,” pungkas Menkes Budi Gunadi Sadikin. (may nurohman)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler