Covid-19 Harian Kota Bandung, 3 T Pengaruhi Peningkatan Kasus di Kota Bandung

- 27 Juli 2021, 01:51 WIB
Pelaksanaan rapid tes antigen yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Bandung yang dilaksanakan secara acak pada masa libur panjan bulan lalu menjadi salah satu faktor penyebab tingginya kasus Covid-19 di Kota Bandung selalu pelaksanaan pelacakan dan isolasi.
Pelaksanaan rapid tes antigen yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Bandung yang dilaksanakan secara acak pada masa libur panjan bulan lalu menjadi salah satu faktor penyebab tingginya kasus Covid-19 di Kota Bandung selalu pelaksanaan pelacakan dan isolasi. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Penerapan praktik 3T, testing (pemeriksaan dini), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan atau isolasi mandiri) yang dilaksanakan secara masif di Kota Bandung menjadi faktor tingginya kasus Covid-19 di Kota Bandung. Bahkan jumlah kasus Covid-19 di Kota Bandung akan lebih tinggi bila Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tidak dilaksanakan.

“Saat ini di Kota Bandung terus dilakukan pemeriksaan, pelacakan serta isolasi yang dilakukan secara masif, sangat berpengaruh terhadap jumlah kasus Covid-19 di Kota Bandung. Demikian pula halnya dengan rapid tes antigen sebagai salah satu alat mendiagnosa, turut berpengaruh terhadap jumlah kasus,” terang Kepala Dinas Kesehatan Ahyani Raksanagara, terkait tingginya angka kasus Covid-19 di Kota Bandung.

Disampaikan Ahyani Raksanagara, pelaksanaan PPKM Darurat sangat membawa dampak dalam menekan laju kasus Covid-19 di Kota Bandung. “Kalau PPKM tidak dilaksanakan pasti jumlah kasus akan lebih tinggi, karena mobilitas masyarakat terus berlangsung dan pelaksanaan protokol kesehatan kendor,” ujar Ahyani Raksanagara.

Baca Juga: Mau Melakukan Pejalanan Menggunakan Jasa Kereta Api, Ini Syaratnya

Perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bandung berdasarkan Pusat Data dan Informasi Covid-19 Kota Bandung per Senin 26 Juli 2021 pukul 21.46 WIB, terjadi penambahan harian terkonformasi positif sebanyak 301 kasus dengan kumulatif sebanyak 35.166 kasus. Bila dibandingkan dengan akhir pekan baru lalu (Sabtu 24 Juli 2021) yang mencapai 566 kasus harian, terjadi penurunan.

Sementara untuk kasus terkonfirmasi aktif ada penambahan harian sebanyak 228 kasus dan kumulatifnya 8.431 kasus. Untuk konfirmasi sembuh kumulatifnya 25.544 kasus dengan penambahan harian 53 kasus dan untuk konfirmasi meninggal sebanyak 1.191 kasus dengan penambahan harian 20 kasus.

Baca Juga: Di Jawa Barat, 16 Wilayah Masuk PPKM Level 4 dan 13 Wilayah PPKM Level 3

Untuk kasus terkonfirmasi aktif tertinggi perwilayah kecamatan masih terjadi di Kecamatan Kiaracondong. Bahkan kasus terkonfirmasi aktif per Senin 26 Juli 2021 mencapai 627 kasus, urutan selengkapnya;

  1. Kiaracondong 627 kasus
  2. Bojongloa Kaler 561 kasus
  3. Sukasari 491 kasus
  4. Rancasari 480 kasus
  5. Antapani 466 kasus
  6. Coblong 426 kasus
  7. Batununggal 416 kasus
  8. Lengkong 350 kasus
  9. Bandung Kulon 309 kasus
  10. Regol 298 kasus

Sementara kasus per wilayah kelurahan, kasus terkonfirmasi aktif tertinggi sejak awal bulan Juli 2021 terjadi di Kelurahan Antapani Kidul. Tercatat hingga Senin 26 Juli 2021 ada 260 kasus terkonfirmasi aktif, secara lengkap;

  1. Antapani Kidul 260
  2. Cipamokolan 246 kasus
  3. Sarijadi 217 kasus
  4. Babakansari 195 kasus
  5. Gegerkalong 179 kasus
  6. Majahlega 177 kasus
  7. Dago167 kasus
  8. Jamika 162 kasus
  9. Antapani Tengah 158 kasus
  10. Kopo 153 kasus (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah