Buruan SAE Terus Berkembang Tingkatkan Ketahanan Pangan Kewilayahan

- 10 September 2021, 07:00 WIB
Urban farming di samping Kantor Kecamatan Ujungberung salah satu percontohan urban farming program Buruan SAE yang memberikan pelatihan kepada warga Ujungberung.
Urban farming di samping Kantor Kecamatan Ujungberung salah satu percontohan urban farming program Buruan SAE yang memberikan pelatihan kepada warga Ujungberung. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Membangun ketahanan pangan di tingkat kewilayahan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus menggalakan program Buruan SAE (Sehat, Alami, Ekonomis). Sejak diluncurkan September 2020 hingga kini Buruan SAE sudah dilaksanakan di 234 titik.

“Sejak digerakan pada 2020 lalu, pertumbuhan Buruan SAE cukup pesat. Ini menjadi parameter, Buruan SAE cukup memberikan manfaat besar bagi masyarakat, sehingga masyarakat tertarik untuk mereplikasi konsep ini di banyak lokasi,” ujar Wali Kota Bandung Oded M. Danial di acara Gebyar Buruan SAE 2021 di Saung Angklung Udjo.

Disampaikan Oded M. Danial, Buruan SAE bukan hanya sebatas menjalankan urbang farming biasa. Namun, mengintegrasikan banyak konsep dalam satu lokasi dengan beragam komoditas.

Baca Juga: Di Backlist, Warga DKI Jakarta Kedapatan Melanggar PPKM di Bar dan Restoran

Melalui Buruan SAE juga, menurut Oded M. Danial gerakan Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) dalam mengelola sampah diaplikasikan dengan baik. Pengolahan sampah menjadi pupuk, media tanam, dan pakan ternak dilakukan untuk menjaga ekosistem Buruan SAE terjaga secara alami terbebas dari bahan kimia.

“Dari mulai masalah sampah bisa selesai, terutama sampah organik. Kemudian urban farming terlaksana di Kota Bandung, sehingga masyarakat juga bisa mendapatkan benefit yang baik yaitu masalah ketahan pangan, peternakannya juga ada,” ujar Oded M. Danial.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengungkapkan, hampir 96 persen kebutuhan pangan di Kota Bandung berasal dari luar daerah. Sehingga, membangun ketahanan pangan masyarakat perkotaan menjadi solusi pemerintah untuk menghindari ketergantungan pasokan dari luar.

Baca Juga: Buruh, Dulu Hingga Kini Masih Saja Jadi Objek Penderitaan 

“Suka tidak suka, kita harus punya kemampuan untuk menghasilkan sendiri. Melalui keterbatasan yang ada kita bisa memanfaatklan lahan di sekitar rumah. Ada sayur, ada ikan jadi kebutuhan konsumsi warga bisa terpenuhi di satu areal yang sama,” kata Gin Gin Ginanjar.

Disampaikan Gin Gin Ginanjar, fakta di lapangan menunjukan respon masyarakat yang cukup antusias. Seperti ketika dimunculkan pada 2020 lalu, pihaknya hanya memberikan suntikan intervensi terhadap 60 titik pembuatan Buruan SAE.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah