Kariaan Agustusan 2021 Dalam Bentuk Daring Diikuti 385 Orang Penari

- 21 Agustus 2021, 20:28 WIB
Tarian fenomenal  Jaipongan menjadi salah satu tarian yang ditampilkan pada Tari Kolosal Kariaan Agustusan yang diselenggarakan secara virtual Dewan Kebudayaan Kota Cimahi.
Tarian fenomenal  Jaipongan menjadi salah satu tarian yang ditampilkan pada Tari Kolosal Kariaan Agustusan yang diselenggarakan secara virtual Dewan Kebudayaan Kota Cimahi. /Foto : Istimewa

“Adanya Pandemi Covid-19, kami sanggar-sanggar, koreografer dan penari Kota Cimahi tidak ingin terus berdiam diri tanpa berkarya. Dalam ruang, waktu dan anggaran biaya terbata, kami harus tetap bangkit dan melahirkan karya seni yang dapat diapresiasi oleh masyarakat,” kata Dadan.

Tambahnya, momen peringatan kemerdekaan RI harus menjadi pendorong untuk bangkit dari kerterpurukan para pelaku seni, yang hampir dua tahun merasa kesulitan mendapatkan ruang untuk mengekspresikan karya seninya.

“Spirit dan semangat juang para pahlawan harus tertanam. Pada kesempatan ini, selain kita berjuang mempertahan hidup melawan pandemi secara bersamaan berjuang mejaga, memelihara, mewariskan dan memajukan kebudayaan Indonesia khusunya bidang seni tari,” tandas Dadan.

Senada dengan Dewi dan Dadan, Ketua DKKC Hermana HMT menyatakan, kariaan agustusan (semarak peringatan HUT RI) dari sudut pandang pelaku budaya bukan semata euforia, namun renungan dan pengungkapan rasa syukur yang dituangkan dalam bentuk budaya dan karya seni.

 Tari Kolosal Kariaan Agustusan tahun 2021 diselenggarakan Dewan Kebudayaan Kota Cimahi secara virtual.
Tari Kolosal Kariaan Agustusan tahun 2021 diselenggarakan Dewan Kebudayaan Kota Cimahi secara virtual. Foto :Istimewa

Menurutnya, kariaan Agustusan merupakan program DKKC yang dirancang untuk memeriahkan HUT-RI tiap tahunnya. Konsep kegiatan ini sebenarnya bukan hanya menyuguhkan karya tari secara kolosal, juga menyuguhkan pertunjukan seni musik, teater, seni rupa, permainan tradisional dan kirab budaya. Tapi karena keadaan yang kurang mendukung, ditahun 2021 ini hanya tari kolosal saja.

“Kami ingin tiap bulan Agustus, satu tahun sekali Jalan Raden Demang Hardjakusumah dalam setengah hari, dari pagi hinggga jam 12 siang ditutup, terutama di hari minggu. Setengah hari itu, di sana kita ciptakan suasana yang semarak oleh berbagai suguhan ekspresi budaya. Kita bergemberi bersama dan melakukuan syukuran atas anugeruah kemerdekaan yang telah ditetapkan Tuhan Yang Maha Kuasa melalui tangan-tangan para pejuang bangsa Indonesia,” jelas Hermana.

Baca Juga: Butuh Rp500 Miliar, 100 Kilometer Lebih Jalan di Kabupaten Bandung Barat Rusak

Tandasnya, Kariaan Agustusan bukan saja menampilkan ragam seni dan budaya, tapi harus menjadi bagian dari pengembangan pariwisata Kota Cimahi berbasis sumber daya manusia dan kebudayaan. Karena Kota Cimahi tidak punya sumber daya alam yang bisa di jual untuk kunjungan wisata. Maka menjadi penting pemerintah bersama masyarakat meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata melalui bidang kebudayaan, termasuk di dalamnya ada kuliler tradisonal.

“Bentuk ekspresi dan pelaku budaya di Kota Cimahi terbilang cukup banyak. DKKC perlu bersama-sama dengan pemerintah Kota meningkatkan kualitas sember daya kebudayaan yang dimiliki dan mendorong pelaku budaya lebih kreatif sehingga bisa menghasilkan karya yang layak di jual.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah