Seren Taun 1956 Saka Sunda Warga Adat Kampung Cireundeu Cimahi Berlangsung Meriah

- 20 Agustus 2022, 21:06 WIB
Kemeriahan tradisi Seren Taun masyarakat adat Kampung Cireundeu Cimahi , pada puncak Tradisi Seren Taun 1956 Saka Sunda, Sabtu 20 Agustus 2022. Sabtu
Kemeriahan tradisi Seren Taun masyarakat adat Kampung Cireundeu Cimahi , pada puncak Tradisi Seren Taun 1956 Saka Sunda, Sabtu 20 Agustus 2022. Sabtu /Portal Bandung Timur/may nurhoman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Puncak acara tradisi Seren Taun masyayakarat adat Kampung Cireundeu, Kerkof, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi berlangsung meriah. Tradisi Tutup Taun Ngemban Taun 1 Sura 1956 Saka Sunda Sabtu 20 Agustus 2022 dilaksanakan warga ada Kampung Cireundeu dihadiri  masyarakat adat dari berbagai daerah di Jawa Barat.

Seperti halnya pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya, tradisi Seren Taun masyarakat Adat Kampung Cireundeu Cimahi dipustakan di Bale Saresehan. Sejak pagi hari puluhan lelaki mengenakan kain kampret maupun pangsi dan iket khas Sunda serta kaum wanita mengenakan sinjang serta kebaya berwarna putih sudah terlihat sibuk.

Menjelang siang kesibukan semakin terlihat.  Puluhan perempuan mengenakan secara bergantian membawa nampan berisikan berbagai makanan khas terbuat dari umbi-umbian, terutama umbi ketela.

Baca Juga: Irjen ferdy Sambo Segera Jalani Sidang Komisi Kode Etik dan Profesi Polri

Demikian pula halnya dengan para lelaki mengenakan tangungan jampan membawa berbagai makanan. Semuanya dibawa menuju Bale Saresehan yang berada di pusat kampung adat.

Tradisi Seren Taun masyarakat Kampung Adat Cireunde Cimahi menurut Ais Pangampih Kampung Adat Cireundeu, Abah Widiya, merupakan tradisi turun temurun yang telah dilaksanakan ratusan tahun.

“Seperti halnya Tradisi Seren Taun yang dilaksanakan masyarakat adat pada umumnya, hal ini sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas semua hal kebaikan setahun ke belakang dan berharap kebaikan setahun ke depan,” ujar Abah Widiya.

Baca Juga: Perempuan Malam di Karawang Ditusuk Pelanggan Usai Kencan, Diduga Karena Tak Sanggup Bayar

Sepanjang tahun menurut Abah Widiya, masyarakat adat Kampung Cireundeu telah banyak mendapatkan berbagai kenikmatan hidup. “Ketenangan, berlimpah rejeki, berlimpah hasil pertanian, mugia akur rukun repeh rapih jeung sasama hirup terus nanjeur,” ujar Abah Widiya.

 Sementara pesan Tutup Taun dan Seren Taun menurut Abah Widiya selain harus menjaga lingkungan agar tidak tambah rusak, juga menjaga kerukunan antar sesama. “Sekarang ini orang mudah dipertentangkan satu dengan lainnya oleh kelompok yang memiliki maksud, karenanya menjaga kerukunan sangatlah penting saat ini,” pungkas Abah Widiya.

Masyarakat adat Kampung Cireundeu Cimahi selama ini dikenal sebagai masyarakat adat yang memegang teguh pada aturan adat. Salah satunya menjadikan singkong sebagai bahan makanan pokok pengganti beras, juga menjaga lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Urus KITAS, Luis Milla Segera Berlabuh di Kota Bandung, See You Soon Bobotoh

Kebiasaan yang dilakukan masyarakat adat sejak tahun 1918 berawal dari kegagalan panen padi yang berulang menjadikan sesepuh adat berinisiatif menanam singkong untuk mengatasi kelangkaan bahan pokok makanan. Kebiasaan menjadikan singkong sebagai pengganti beras menjadi kebiasaan hingga kini.

Bahkan dimasa perang melawan penjajah Belanda maupun Jepang serta masa mempertahankan kemerdekaan, keberadaan Kampung Cireundeu sebagai penghasil singkong mampu mendukung logistik makanan bagi para pejuang.

Hingga kini, dimana Kota Cimahi terus bergeser dari Kota Pusat Militer menjadi Kota Industri dengan pembangunan pabriknya. Masyarakat adat Kampung Cireundeu tetap berpegang teguh pada adat istiadat. (may nurohman)***

 

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah