Di Balik Dinding Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Ada Banyak Cerita Tentang Inggit dan Sang Proklamator

- 12 Juni 2023, 11:28 WIB
Rumah Bersejarah Inggit Garnasih menjadi saksi sejarah kegigihan  seorang wanita Sunda dalam menempa Sang Proklamator, tampak masih berdiri megah dan terawat di bawah pengelolaan UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat.
Rumah Bersejarah Inggit Garnasih menjadi saksi sejarah kegigihan seorang wanita Sunda dalam menempa Sang Proklamator, tampak masih berdiri megah dan terawat di bawah pengelolaan UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/Achmad Khoeron/

Rumah bersejarah yang memiliki luas bangunan sekitar 170 meter persegi ini terdiri dari lima ruangan utama. Ruangan pertama, yang terletak di bagian depan, memiliki peran yang sangat penting sebagai tempat bagi Inggit dan Soekarno untuk menyambut dan menerima tamu dengan penuh keramahan. Pada dinding sebelah kanan, terdapat dua foto Inggit Garnasih saat berusia 35 tahun dan 70 tahun. Pada dinding sebelah kiri, terdapat sebuah pintu untuk menuju ke ruang kedua, yaitu ruang baca.

“Dulu Soekarno sering belajar, membaca, berfikir bagaimana ke depannya tentang negeri ini. Banyak buku-buku yang dibaca oleh beliau, buku-buku dari luar. Yang pernah saya lihat ada buku berbahasa Perancis, Bahasa inggirs, Bahasa Spanyol juga ada.” Jelas Pak Jajang.

Pada dinding  ruangan ini, terdapat sebuah foto meja yang digunakan oleh Soekarno untuk membaca buku. Namun sayang, meja aslinya masih berada di salah satu ahli waris rumah tersebut

Foto Inggit Garnasih dan Ir Soekarno muda terpampang di ruang depan Rumah Bersejarah Inggit Garnasih di Jalan Ibu Inggit Garnasih No 8, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.
Foto Inggit Garnasih dan Ir Soekarno muda terpampang di ruang depan Rumah Bersejarah Inggit Garnasih di Jalan Ibu Inggit Garnasih No 8, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.
Memasuki ruangan ketiga, ruangan ini adalah ruang tengah yang menjadi ruang keluarga bagi Inggit dan Soekarno beserta anak angkatnya. "Kalo dulu Sukarno hanya bertiga saja, dengan anak angkatnya yaitu Ratna Djuami. Sukarno berkumpul bersama keluarga di ruangan ini. Di sini juga menjadi tempat berkumpulnya tamu-tamu dan kerabat Soekarno saat sedang berunding," jelas Jajang

Tidak ada benda apapun yang bisa dijumpai di ruang tengah ini. Tetapi, dinding-dindingnya menyajikan kisah-kisah bersejarah yang disampaikan melalui foto-foto dan tulisan yang dapat dibaca oleh para pengunjung.

Bergeser ke ruang keempat yang berada di sisi kiri rumah, merupakan kamar Ibu Inggit dan Bung Karno. "Di sini banyak diceritakan kisah Ibu Inggit dan Bung Karno. Di sini juga menjadi tempat berdiskusi antara Bung Karno dan Ibu Inggit. Sebelum menjelaskan idenya kepada kawan-kawannya, kadang-kadang Bung Karno berdiskusi dulu dengan Istrinya," ujar Jajang.

Makanya Ibu Inggit Garnasih bukan hanya sekedar isteri, tetapi juga seorang kawan dan partner berfikir. Jadi secara tidak langsung interaksi antara Bung Karno dan Ibu Inggit Garnasih itu nyambung. Karena pada waktu itu Ibu Inggit juga aktif dalam Sarekat Islam. Sehingga setidak-tidaknya mengetahui perpolitikan Indonesia pada waktu itu." lanjut Jajang menjelaskan.

Para pengunjung memiliki kesempatan untuk menikmati kegiatan membaca dan melihat langsung koleksi foto-foto yang dipajang dengan rapi di dinding-dinding ruangan tersebut. Setiap foto yang disajikan secara khusus dihadirkan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perjalanan dan peran penting Inggit Garnasih dan Soekarno dalam sejarah Indonesia.

Dengan teliti, pengunjung dapat merenung dan terhubung secara emosional dengan setiap momen yang terekam dalam foto-foto tersebut, membawa mereka pada perjalanan sejarah yang tak terlupakan.

Baca Juga: Semburan Air dari Kota Tua Jakarta

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah