Kenali Skala Intensitas Gempa Ini, Agar Paham Peringatan Dini BMKG

- 18 Januari 2022, 11:43 WIB
Ilustrasi seismograf
Ilustrasi seismograf /pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Peristiwa gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi. Peristiwa Gempa Bumi bisa terjadi kapan saja dan dimana saja termasuk di Indonesia.

Terlebih lagi Indonesia berada di tepat di wilayah tempat bertemunya 4 lempeng yakni Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudera Indo-Australia, Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng Laut.

Data dari Badan Meteolologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, Lempeng Benua Eurasia yang bergerak lambat ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm per tahun. Kemudian Lempeng Samudera Indo-Australia yang bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun.

Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 11 cm per tahun. Lempeng Laut Philiphina yang bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 8 cm per tahun.

Satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi disebut dengsn Skala Modified Mercalli Intensity (MMI). Mengutip dari website BMKG, satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.

Baca Juga: Kasus Dugaan Pungli di SMAN 22 Bandung, Disdik Jabar Masih Tunggu Hasil Gelar Perkara Tim Saber Pungli

Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

Berikut adalah penjelasan dari 12 pecahan skala MMI yang baik untuk diketahui yang Portal Bandung Timur kutip dari BMKG,

Baca Juga: Merah Putih Kembali Dapat Berkibar di Event Olahraga Internasional

I MMI :Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.

II MMI : Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

III MMI : Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI : Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

V MMI : Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI : Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

Baca Juga: Bupati Dadang Ingin Bangun Rumah Sakit dan Sekolah di Perkebunan PTPN VIII

VIII MMI : Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI : Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI : Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI : Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

XII MMI : Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.

Baca Juga: Baca Sayiddul Istigfar dan Yakinlah Kepada Allah SWT, Rezeki Akan Mengalir Bahkan Dari Arah yang Tak Terduga

Dari pecahan skala MMI tersebut maka BMKG menggolongkan menjadi 5 skala intensitas gempa dengan tanda putih, hijau, kuning, jingga dan merah. berikut penjelsannya.

Skala SIG BMKG I dengan tanda warna putih, kekuatan gempa tidak dirasakan atau dirasakan hanya oleh beberapa orang tetapi terekam oleh alat dengan skala MMI I-II yakni di bawah 2.9.

Skala SIG BMKG II dengan tanda warna Hijau, kekuatan gempa dapat dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar dengan skala MMI III-V yakni antara 2.9-88.

Skala SIG BMKG III dengan tanda warna Kuning kekuatan gempa mengakibatkan bagian non struktur bangunan mengalami kerusakan ringan, seperti retak rambut pada dinding, genteng bergeser ke bawah dan sebagian berjatuhan dengan skala VI yakni antara 89-167.

Skala SIG BMKG IV dengan tanda warna Jingga, kekuatan gempa yang mengakibatkan kerusakan sedang. Artinya, Banyak Retakan terjadi pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca pecah. Sebagian plester dinding lepas. Hampir sebagian besar genteng bergeser ke bawah atau jatuh. Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan sampai sedang. Skala MMI untuk gempa ini antara VII-VIIIdengan kekuatan 168-564.

Skala SIG BMKG V dengan tanda warna Merah, adalah kekuatan gempa yang mengakibatkan kerusakan berat. Skala V gempa bumi dapat merobihkan sebagian besar dinding bangunan permanen, termasuk struktur bangunan yang juga mengalami kerusakan berat dan Rel Kereta Api melengkung.Skala MMI untuk gempa ini antara IX-XII dengan kekuatan di atas  564.

Demikian uraian mengenai penjelasan Skala Intensitas Gempa yang Portal Bandung Timur kutip dari BMKG. Semoga bermanfaat dan kita semua dapat terhindar dari segala risiko bencana gempa bumi.(syiffa ryanti)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x