Memaknai Peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW

- 20 Februari 2022, 05:20 WIB
Ilustrasi malam. Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad Sallallahu Allaihi Wassalam banyak makna yang dapat dipelajari.
Ilustrasi malam. Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad Sallallahu Allaihi Wassalam banyak makna yang dapat dipelajari. /pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Ada banyak persitiwa yang terjadi selama bulan Rajab dalam sejarah Islam. Namun diantara persitiwa-peristiwa tersebut, salah satu peristiwa yang paling monumental bagi umat Islam adalah peristiwa Isra Mi’raj yang di alami Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pada 27 Rajab.

Pada malam 27 Rajab,Nabi Muhammad Shallallahu Allaihi Wasallam melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerussalem Palestina, untuk kemudian melanjutkan menuju langit ke 7 dan ke Sidratul Muntaha. Dalam peristiwa Isra Miraj  Nabi Muhammad Shallallahu Allaihi Wasallam mendapat  perintah untuk melaksanakan sholat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ada banyak makna yang dapat diteladani dari peristiwa  Isra Mi’raj yang di alami Nabi Muhammad Shallallahu Allaihi Wasallam. “Setidaknya ada empat hal penting yang dapat dipetik dari peristiwa Isra Miraj  Nabi Muhammad Shallallahu Allaihi Wasallam, yang melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerussalem Palestina, untuk kemudian melanjutkan menuju langit ke 7 dan ke Sidratul Muntaha,” papar  Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung.

Baca Juga: Waduh, Setiap Hari Lahan Hijau Seluas Lapang Sepak Bola di Jawa Barat Lenyap

Hikmah ataupun makna yang dapat diteladani dari  peristiwa Isra Miraj  Nabi Muhammad Shallallahu Allaihi Wasallam, adalah sifat mendengar dan taat kenabian Muhammad Shallallahu Allaihi Wasallam, saar mendapatkan perintah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan agar Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengerjakan shalat lima puluh rakaat setiap hari, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, tidak menolak dan meminta lebih sedikit.  Nabi Muhammad Shallallahu Allaihi Wasallam,menerima perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mendengarkan serta mentaati.

Sebagaimana dalam surat Al Baqarah ayat 285, yang artinya;  ‘Rasul (Muhammad) beriman kepada apa (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.”

Baca Juga: Lansia di Kota Cimahi Diingatkan, Kasus Covid-19 Dominasi Varian Omicron

Kemudian makna ataupun pelajaran yang dapat dipetik adalah mendengar dan menerima saran. Hal ini tergambar saat setelah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menerima perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk mengerjakan shalat lima puluh rakaat bertemu dengan Nabi Musa Allaihi Salam. Disarankan Nabi Musa Allaihi Salam, agar Nabi Muhammad Shallallahu Allaihi Wasallam untuk meminta agar jumlah rakaat dikurangi.

Atas saran Nabi Musa Allaihi Salam, Nabi Muhammad Sallallahu Allaihi Wasallam kembali dan meminta agar perintah shalat lima puluh rakaat dikurangi. Dalam hal ini menunjukan bahwa Nabi Muhammad Sallallahu Allaihi Wasslam sangat terbuka dan mau menerima saran ataupun  nasihat.

Makna dari peristiwa Isra Miraj lain adalah bahwa sifat Nabi Muhammad Sallallahu Allaihi Wassalam mengikuti nasihat Nabi Musa Allaihi Salam untuk kembali meminta pengurangan perintah shalat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai bentuk kecintaan dan kepedulian serta  ketulusan kepada umatnya. “Dirinya akan sanggup melakukan semua titah dari Allah Subranahu Wa Ta’ala, namun tidak demian halnya dengan umatnya, jangankan menjalankan perintah shalat yang lima puluh rakaat, yang lima waktu saja sudah sangat sulit,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Baca Juga: Warga Panik, Alun alun Lembang Diterjang Puting Beliung

Kemudian makna lainnya dari peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad Sallallahu Allaihi Wassalam adalah sifat malu dan tahu diri. Setelah mendapat pengurangan perintah shalat untuk dilaksanakan umatnya, Nabi Muhammad Sallallahu Allaihi Wassalam tidak kembali lagi menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Setelah menerima nasihat dari Nabi  Musa Allaihi Salam, Nabi Muhammad Sallallahu Allaihi Wassalam tidak kembali ke Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk meminta pengurangan dalam menjalankan ibadah, karena sebagai umat yang sempurna

“Makna yang tidak kalah pentingnya dari peristiwa Isra Miraj terjadinya pada sepanjang malam di saat umat lain tengah tertidul lelap. Hal ini terkadung dalam surat Al Furqan ayat 47, yang artinya berbunyi, ‘Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha’. Mudah-mudahan kita dapat mengambil banyak manfaat dari peristiwa Isra Miraj Nabi kita, Muhammad Sallallahu Allaihi Wassalam,” pungkas Ustad Didi Saefulloh. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah