Pabrik Tekstil Mulai Batasi Waktu Kerja Tiga Hari

4 Desember 2020, 10:30 WIB
SEJUMLAH buruh pabrik tekstil masih melakukan pekerjaan rutin meski waktu kerja yang biasanya seminggu 6 kali jadi 3 kali karena untuk efisiensi biaya produksi. /Portal Bandung Timur/Neni Mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sejumlah pelaku usaha tekstik di sejumlah kawasan industri Kabupaten Bandung masih mencoba untuk bertahan beroperasi. Untuk kelangsungan usaha sejumlah pengusaha memilih memangkas waktu operasional produksi menjadi tiga hari kerja.

"Sampai hari ini, pabrik masih mempertahankan waktu kerja para karyawannya selama tiga hari. Kalau pun ada penambahan waktu kerja sampai empat hari, kalau ada pesanan atau order barang sehingga produksi harus dipercepat,"  ujar Elan, salah seorang pengusaha tekstil di Kecamatan Paseh kepada Portal Bandung Timur, Jumat 4 Desember 2020.

Diungkapkan Elan, dengan adanya order atau pesanan barang dari pihak lain merupakan sebuah harapan bagi para pelaku usaha di tengah pandemi COVID-19 sekarang ini.  "Soalnya sejak pandemi Covid-19, pemasaran produk tekstil sangat lesu karena permintaan pasar sangat berkurang," terang Elan.

Baca Juga: Kader PKK Bagi-bagi Bingkisan Kampanye Dilaporkan

Baca Juga: APD KPPS dan Pamsung Pilkada Serentak 2020 Kabupaten Bandung Siap

Dikataka Elan, dengan adanya pengurangan waktu kerja itu, secara otomatis berpengaruh pada pendapatan pegawai atau pekerja. "Saat ini, perusahaan bisa bertahan saja sudah untung karena kondisi pasar belum normal, sehingga terjadi penumpukan barang," ujar Elan.

Hal senada juga diungkapkan Asgun Prawira, salah seorang pengelola perusahaan pabrik tekstil di Kecamatan Paseh. Para pelaku usaha di bidang pabrik tekstil banyak yang terpuruk dampak pandemi Covid-19 ini.

"Kami berharap kepada pemerintah segera melakukan inovasi dan langkah-langkah untuk membantu para pelaku usaha. Minimal ada solusi kongkrit untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan," harap Asgun.

Baca Juga: UMKM Kabupaten Bandung Deklarasikan FUN

Baca Juga: Calon Daerah Otonomi Baru Bandung Timur Dibahas

Diharapkan Asgun, disaat pandemi Covid-19 ini, para pelaku usaha bisa mempertahankan usahanya. Pasalnya, katanya, kelangsungan perusahaan sangat menentukan masa depan ekonomi masyarakat.

"Selama ini banyak masyarakat yang menggantungkan ekonominya pada kelangsungan pabrik tekstil. Kalau banyak pabrik tekstil yang berhenti operasional, bagaimana ekonomi mereka, khususnya untuk kebutuhan sehari-hari," tutur Asgun.

Ia pun terus berkomunikasi dengan para karyawan dalam upaya mempertahankan perusahaan dan menjalin hubungan harmonis. Di antaranya, tetap meningkatkan kualitas produksi. 

Baca Juga: Indonesia Raya Dikumandangkan Pelanggar Prokes

Baca Juga: Inovasi di Tengah Pandemi COVID-19, Panen Sayuran Setiap Minggu

"Dengan harapan, kain yang menjadi produk tekstil sewaktu-waktu bisa dipasarkan dan diburu oleh para konsumennya. Selama ini, barang terus menumpuk, dan produksi pun terus bertambah," katanya. 

Menurutnya, banyak pihak belum bisa memastikan kapan pandemi ini berakhir. Bahkan di beberapa daerah terjadi peningkatan risiko kasus Covid-19.

"Tapi kami berusaha untuk tetap optimis. Disaat Pandemi Covid-19, perusahaan masih bisa bertahan dan produk yang dihasilkan bisa dipasarkan, supaya pihak perusahaan bisa memberikan upah kerja kepada para karyawan," ungkapnya. (neni mardiana)***

 

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler