Pembangunan Desa Wisata Jadi Acuan Tren Wisata Pasca Pandemi Covid-19

5 Juni 2021, 16:41 WIB
Direktur Pengembangan Destinasi II, Wawan Gunawan menunjukan sebagian hasil produksi Desa Wisata Taro dan sekitarnya yang berada di Kabupaten Gianyar, Bali.   /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur menggelar bimbingan teknis. Kegiatan dalam upaya dukungan sarana prasarana berbasis Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability (CHSE) dalam rangka peningkatan kapasitas pengelolaan dan penguatan destinasi di Desa Wisata Taro dan sekitarnya yang berada di Kabupaten Gianyar, Bali.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh, dalam keterangannya, mengatakan acara ini bertujuan untuk mempersiapkan Desa Wisata Taro dan dan desa wisata  sekitarnya. Dalam mendukung kesiapan area zona hijau di Bali agar bisa segera menyambut kembali kedatangan wisatawan mancanegara.

“ Ini adalah tindaklanjut kunker Menparekraf di bulan lalu dan tindak lanjut kick off DMO-DG Nusa Dua Sanur dan Ubud serta untuk mendukung percepatan kesiapan Green Zone Area Kab Gianyar khususnya di Ubud. Juga sebagai realisasi dukungan pemerintah terkait program Work From Bali (WFB),” terang Frans Teguh.

Baca Juga: Sampaikan Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji 2021, Pemerintah dan DPR RI Harus Satu Suara

Dikatakan Frans Teguh, program yang dimulai dari Bali  diharapkan  diikuti daerah lainnya. “Dengan harapan program percontohan ini bisa memberikan keyakinan kepada wisatawan bahwa Bali aman, Indonesia aman dan sehat untuk dikunjungi,” kata Frans Teguh.

Disampaikan Frans Teguh, Desa Wisata Taro yang sudah menyandang desa wisata berpredikat maju dapat menjadi contoh bagi desa wisata lain. Terutama yang berada di sekitarnya untuk meningkatkan kapasitas dan menggali potensi-potensi wisata yang ada.

 “Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi cara untuk bersinergi dan berkolaborasi menciptakan inovasi-inovasi baru dalam mendukung dan mengembangkan desa wisata rintisan, berkembang, dan maju menjadi mandiri dan berkelanjutan,” kata Frans Teguh.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Sementara Direktur Pengembangan Destinasi II, Wawan Gunawan mengungkapkan acara ini juga dilaksanakan dengan tujuan membangun desa wisata yang menjadi salah satu acuan tren wisata pasca pandemi Covid-19. Di mana wisatawan lebih memilih wisata pedesaan dan wisata alam dibanding wisata massal.

“Pembangunan dan pendampingan desa wisata berkelanjutan harus direncanakan secara komprehensif dan holistik agar tujuan dari konsep pembangunan dan pengembangan desa wisata yang berkesinambungan dapat tercapai. Pengembangan potensi pariwisata desa juga dapat mempercepat kemajuan desa dari desa tertinggal menjadi berkembang yang pada akhirnya mampu menjadi desa mandiri,” ungkap Wawan Gunawan.

Dijelaskan Wawan Gunawan, pada acara yang dilaksanakan pada Jumat 4 Juni 2021, pihaknya memaparkan ada tiga aspek pembangunan desa wisata. Tiga aspek yang harus diseimbangkan oleh para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di pedesaan.

“Ketiga aspek tersebut,  ekonomi, lingkungan, dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk peningkatan kualitas hidup, memperkuat nilai budaya masyarakat, dan memberikan nilai tambah perekonomian masyarakat,” jelas Wawan Gunawan.

Baca Juga: Kembali, Gedung Sate di Lockdown Butut 31orang PNS Terpapar Positif Covid-19

Masa pandemi ini menjadi menurut Wawan Gunawan, momentum dan kesempatan bagi kita untuk membenahi destinasi. “Kebersihan, kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan menjadi hal utama, sesuai dengan protokol kesehatan CHSE, karenanya dalam kegiatan ini kami juga memberikan dukungan sarana CHSE antara lain berupa tempat cuci tangan, tempat sampah dan signage sapta pesona” tegas Wawan Gunawan.

Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Destinasi di Desa Wisata Taro Bali, menghadirkan narasumber, Tenaga ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Prov Bali, Kadek Suardika, perwakilan Kadispar Prov Bali, Kadispar Kab.Gianyar AA Gde Putrawan, Fasilitator DMO Ubud I Wayan Kastawan, Ketua Bumdes Kab.Gianyar, Mangku Nyoman Kandia. 

Kegiatan diikuti oleh para perwakilan pelaku wisata dan ekonomi kreatif dari desa wisata Taro dan sekitarnya di antaranya Desa Wisata Kedisan, Desa Tegallalang, Desa Keliki, Desa Mas, dan Desa Buah Koja. Juga  sejumlah stakeholder dan penta helix di Gianyar. Masyarakat Gianyar sangat berterima kasih atas dukungan dari Kemenparekraf yang manfaatnya bisa dirasakan  langsung oleh masyarakat. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler