Festival Sarung Majalaya Upaya Membangkitkan Kembali Industri Sarung di Kota Dolar

- 11 Maret 2022, 12:00 WIB
Ketua Dekranasda Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Permanawati Supriatna saat menghadiri festival sarung Majalaya di The Matic Mall Jalan Anyar Desa Majasetra Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.
Ketua Dekranasda Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Permanawati Supriatna saat menghadiri festival sarung Majalaya di The Matic Mall Jalan Anyar Desa Majasetra Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sarung adalah salah satu produk unggulan industri tekstil asal Majalaya Kabupaten Bandung yang sudah puluhan tahun dikembangkan oleh warga pribumi.  Produksi sarung menjadi ciri khas budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari, karena bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan busana maupun fashion.

Di tengah pandemi Covid-19, para pengusaha pribumi masih bisa mempertahankan usaha pabrik tekstil yang memproduksi sarung, meski ada di antaranya yang sudah  gulung tikar karena tidak mampu bersaing.

Untuk membangkitkan industri sarung Majalaya Kabupaten Bandung dan sekitarnya, Forum UMKM Nuswantara (FUN) melaksanakan festival sarung Majalaya di The Matic Mall Jalan  Anyar Majalaya Desa Majasetra Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Kata Menaker tentang Program JKP, Pekerja Jangan Galau

Festival sarung Majalaya yang dibuka langsung Ketua Dekranasda Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Permanawati Supriatna ini, diagendakan hingga Minggu 13 Maret 2022. Sebelumnya, Majalaya dikenal sebagai Kota Dolar karena produksi sarungnya bisa membangkitkan ekonomi masyarakat.

Didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bandung H. Marlan dan jajaran Perangkat Daerah lainnya, Emma Dety turut mengapresiasi festival sarung Majalaya tersebut. Di tengah pandemi Covid-19, produksi sarung masih bertahan di Majalaya. Bahkan ia melihat langsung berbagai corak dan motif sarung yang dipamerkan dalam kegiatan festival sarung Majalaya tersebut. Selain itu berbagai jenis produk olahan UMKM dari berbagai desa dan kecamatan disuguhkan dalam kegiatan tersebut.

Pihak penyelenggara pun menyuguhkan fashion show dengan busana yang terbuat dari sarung asal Majalaya serta berbagai seni budaya urang Sunda, di antaranya pencak silat.

Emma Dety berharap pelaksanaan festival sarung Majalaya ini menjadi rutinitas tiap tahun yang ada di Kabupaten Bandung, dan dalam pelaksanaannya nanti bisa bekerjasama dengan Dekranasda.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Harian Nasional Terus Mengalami Penurunan

"Saya sangat mengapresiasi dengan adanya sarung poleng camat yang masih bertahan, dan ini merupakan sarung motif tertua di Majalaya. Produksi sarung memiliki muatan budaya lokal, sehingga produksi sarung jangan sampai punah," kata Emma Dety dalam sambutannya.

Ia pun berencana membangun galeri sarung di Kabupaten Bandung, di antaranya sebagai ajang atau tempat promosi sarung asal Majalaya dan sekitarnya.

"Produksi sarung Majalaya menjadi identitas kebangsaan. Sehingga dalam proses pemasarannya mulai dari hulu sampai hilir," katanya.

Emma Dety juga turut mengamati perkembangan UMKM yang ada di Kabupaten Bandung, yang turut terdampak akibat pandemi Covid-19.

"Untuk itu, dengan adanya festival sarung Majalaya ini dalam rangka melestarikan sarung yang ada di Majalaya khususnya dan umumnya di Kabupaten Bandung," tuturnya.

Ia pun berharap dengan adanya festival sarung Majalaya ini adalah momentum untuk mempromosikan sarung sebagai warisan budaya Indonesia. Selain dapat menghidupkan usaha sarung, kata dia, produk sarung merupakan bagian dari gaya hidup modern, selain memberdayakan ekonomi masyarakat.

"Kita juga berharap kegiatan festival ini dapat mengangkat produksi sarung Majalaya," katanya.

Di tengah pandemi Covid-19, ia mengungkapkan, menjadi tantangan bagi para pengusaha sarung untuk bisa mempertahankan usahanya. Sehingga para pengusaha dituntut untuk melakukan inovasi dan kreatifitas dalam upaya  membangkitkan usaha sarung di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

"Kita harus berpikir positif dalam upaya mengangkat peluang," ungkapnya.

Di Majalaya, katanya, pengusaha sarung tak asing lagi dalam menghadapi perubahan trend dan zaman. "Untuk itu, dalam pemasarannya bisa memanfaatkan media sosial atau aplikasi," katanya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bandung H. Marlan mengatakan, bahwa Bupati Bandung HM Dadang Supriatna sudah mengeluarkan kebijakan dalam upaya pemulihan ekonomi masyarakat, di antaranya launching dana bergulir tanpa bunga bagi masyarakat sebesar Rp 40 miliar.

Baca Juga: Merasa Tertipu, Korban Investasi Bodong Minta Polri Usut Aplikasi Robot Trading EA Copet

"Ini untuk para pelaku UMKM di Kabupaten Bandung, dengan anggaran Rp 2 juta per pelaku usaha. Penyalurannya melalui BPR Kertaraharja dan bank bjb," katanya.

Marlan berharap dengan adanya pinjaman dana bergulir tanpa bunga itu, masyarakat bisa pulih kembali di tengah Covid-19.

"Melalui festival sarung Majalaya ini diharapkan dapat membangkit kembali sarung Majalaya, sebelumnya sarung Majalaya sangat terkenal. Ini dalam upaya bagaimana membangkitkan kembali sarung Majalaya," tuturnya.

Marlan sangat mensuport dengan adanya kegiatan festival tersebut. "Festival sarung Majalaya ini bisa mengembalikan kejayaan sarung Majalaya. Kualitas sarung Majalaya cukup bagus, sehingga dibutuhkan kreatifitas para pengusaha sarung dalam menghadapi jaman," pungkasnya. (neni mardiana)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah