Abdul Penjual Jus di Kampus UIN Bandung, Mengoleksi Koin Berharga Tanpa Sengaja

6 Juli 2023, 10:13 WIB
Pa Abdul (58) penjual jus di Kantin UIN Sunan Gunung Djati Bandung ternyata seorang numismatis. /Portal Bandung Timur/Jannatin Aliyah/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Rezeki seseorang sudah ada yang mengatur, dipegang teguh oleh Abdul terhadap hobi yang dilakoninya. Pria berusua 58 tahun yang sehari-harinya berjualan minuman di kantin Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung ini sangat menyadarinya, kalau menekuni suatu pekerjaan akan mendatangkan rezeki yang tidak terduga.

Kesukaanya terhadap sejarah, membuat Abdul tanpa sadar mengoleksi koin-koin receh yang ia temukan.  Karena kesukaannya akan benda masa lalu menjadikan dirinya seorang numismatis, mengumpulkan koin demi koin sehingga terkumpulah banyak uang kuno.

Dari pengakuannya, kegemaran Abdul  bermula dari hoby di masa mudanya. Hingga pada satu ketika dirinya  menonton YouTube tentang numismatis dan dirinya merasa tertarik sehingga berubah menjadi hobi yang kian berkembang dan bisa menghasilkan receh yang tak ternilai.

Baca Juga: Endang Kenang Pacuan Kuda di Arcamanik

Kini koleksi-koleksi recehnya banyak dicari juga oleh para kolektor. "Alhamdulillah, dari hobi mengumpulkan uang lama bisa mendapatkan uang baru," ujar Abdul saat ditemui di kedai jusnya.

Diakui Abdul,  beberapa koin koleksi pernah ditawar hingga puluhan juta rupiah. Namun dirinya  belum berniat menjual koin-koin tersebut.

Dirinya mengaku mendapatkan kenikmatan tersendiri saat merawat dan menggosok sebagian koin-koin koleksinya yang di bawa bergantian ke tempat ia berjualan jus. Selama belum ada pembeli yang datang dirinya menggosok koin demi koin koleksinya hingga benar-benar bersih.

“Pekerjaan sebagai penjual jus di kampus ini tidaklah memakan banyak waktu. Saya bisa bekerja dari pagi jam enam pagi sampai lima sore, itupun banyak waktu diisi dengan menggosok koin koleksi saya,” aku Abdul.

Baca Juga: Mang Aman Cerita Tumpas Gerombolan DI TII saat Operasi Pagar Betis di Gunung Geber

Kecintaan Pak Abdul terhadap koin-koin receh tanpa sadar menyebabkan dirinya mampu mengumpulkan koin receh yang terbilang langka hingga mencapai 7 kilo gram.  Diakuinya, tanpa disadari mengumpulkan koin-koin hingga sebanyak itu dan baru menyadari bahwa koin receh yang  saya kumpulkan punya memiliki nilai jual yang sangat tinggi,” akunya. 

Hobinya yang membawa keberuntungan di masa tua, bukanlah kebetulan belaka. Semasa muda ia gemar menjadi pelancong dan mencari pengalaman di kota orang. “Saya berasal dari Bekasi terus ketemu jodoh disini, sampai sekarang. Dan sudah berjualan di kantin kampus UIN Bandung sejak tahun 1999” ucapnya sambil tersenyum. Keramahannya saat berinteraksi dengan banyak orang menambah relasi Pak Abdul serta menjadi perantara yang mempertemukan Pak Abdul dengan koleksi koin-koin receh miliknya.      

“Koleksi saya pernah ditawar empat puluh juta bahkan hampir ratusan juta. Banyak yang datang ke saya dari Gorontalo, Palembang. Tapi gak saya lepas. Tapi kalo harganya pas saya lepas. Lumayan untuk nambah modal” ujarnya.

Dirinya memprediksikan harga koin-koin receh kuno miliknya bisa dijual lebih dari harga yang ditawarkan seblumnya. Sehingga ia belum berniat menjual koin tersebut. Beberapa koleksinya pun pernah muncul di konten-konten YouTube seperti Channel YouTube Kentamani yang membahas seputar numismatis.

Sebagian koin milik Pa Abdul.
Ia menunjukkan koin-koin receh koleksinya dari yang keluaran tahun 2000 an, tahun 90 an, koin keluaran masa Hindia-Belanda sampai koin langka yang berangka Titimangsa 1423 H atau koin Arab sekitar abad ke 13 serta koin-koin yang masih menggunakan bahasa dan Aksara Jawa.

“Ini koin lima ratus kelapa sawit yang kemarin sempat banyak yang nyari. Katanya mengandung emas di dalamnya. Sampai koin keluaran masa Belanda yang gulden itu. Kalau ini koin perak dengan gambar ratu Belanda, Wihelmina. Kalau ini yang menggunakan aksara Jawa perkiraan si masa kerajaan” Ia sangat antusias menjelaskan koleksi-koleksi itu.

“Kalo yang ukuran lebih kecil ini biasanya yang banyak dicari” Ia menyodorkan beberapa koin yang ukurannya lebih kecil dari yang lain. Biasanya koin tersebut berasal dari China dengan lobang kotak di dalamnya. Pak Abdul juga mempunyai koin yang berasal dari Canada, Meksiko, Singapura, Arab, dan Hongkong dengan ukuran yang berbeda-beda. Ia juga bercerita pernah menemukan uang koin hanya bergambarkan Singa saja, “ini koin apa saya belum tau, cuma gambar Singa saja” seru ia menjelaskan.

Baca Juga: Apih Dedi, Ketulusan Hati Sang Juru Kunci Situs Keramat di Panenjoan

Saat ini koin-koin yang Pak Abdul miliki rencananya akan dibuat menjadi sebuah album. Dengan cara digosok satu persatu. “Kadang sedapatnya aja menggosok koin-koin ini, di rumah juga masih ada banyak. Saya bawa sebagian saja setiap harinya, biar tetap terawat karena koin-koin yang saya miliki bukan hanya sekedar koin kuno yang langka tapi memiliki nilai sejarah yang tak ternilai harganya,” ujar Abdul

 Tidak hanya seorang kolektor koin receh, ia juga mengoleksi beberapa barang kuno seperti setrika baju kuno yang menggunakan arang sebagai pemanas setrika dan neraca atau timbangan kuno dengan bahan kayu. “Saya tidak hanya suka mengoleksi koin ini. Dirumah saya juga ada timbangan kuno dan setrikaan arang juga ada” ucapnya.

Pak Abdul yang sekarang tinggal di Jalan Cigagak Wetan, Kompleks Palasari Bandung, akan menjual koin-koin receh itu jika telah sepakat dengan harga yang ditawarkan. Meskipun sampai detik ini belum ada harga yang cocok untuk membeli koin-koin itu. “Saya udah tua, lumayan la ini buat nambah modal dan investasi masa tua. Tapi kalau belum laku kan bisa di kasik ke anak cucu saya. Bisa-bisa harganya lebih tinggi dari penawaran sekarang”. Ia pun masi optimis koin-koin kuno koleksinya bisa dijual dengan harga yang fantastis.  (Jannatin Aliyah)***        

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler