Borondong, Makanan Tradisional yang Tak Lekang Dimakan Zaman

- 18 Juli 2021, 17:10 WIB
Borondong jajanan makanan tradisional asal Ibun Majalaya Kabupaten Bandung hingga kini masih banyak dijajakan di sepanjang Jalan Raya Bandung-Garut.
Borondong jajanan makanan tradisional asal Ibun Majalaya Kabupaten Bandung hingga kini masih banyak dijajakan di sepanjang Jalan Raya Bandung-Garut. /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Bila anda menyusuri jalan utama dari Kota Bandung ke arah selatan Jawa Barat, baik menuju Kabupaten Garut, Tasikmalaya ataupun Ciamis, maka akan menyusuri Jalan Raya Bandung-Garut. Sejak keluar dari pintu tol Cileunyi ada banyak jajanan yang ditawarkan pedagang di pinggir jalan.

Hal cukup unik dan menarik, jajanan yang ditawarkan merupakan penganan tradisional. Selain itu, hal menarik lainya, jajanan yang ditawarkan dibungkus dengan kemasan unik dan menarik dengan cara digantung.

Selain goreng tahu Sumedang dengan lontong lengkap dengan sambalnya, ada juga ubi cilembu, peuyem sampeu, opak, kelontong, borondong dan banyak lagi jenisnya. Kawasan Jalan Raya Bandung - Garut hingga saat ini menjadi terkenal karena masih menjual dan mempertahankan makanan tradisional yang semakin tersisihkan jajaran modern dan bahkan mulai terlupakan.

Bahkan banyak anak anak muda tidak mengetahui nya karena banyaknya makanan makanan baru dari luar yang semakin sini semakin modern. Tak banyak orang yang tau bahwa makanan tradisional merupakan makanan yang sudah ada sejak lama dan tentunya mempunyai nilai sejarah.

Baca Juga: Hajat Huluwotan, Tradisi Turun-temurun Memelihara Mata Air Masyarakat Gabung Kabupaten Bandung

Tidak jarang pembuatannya pun harus menggunakan alat-alat tradisional yang kadang generasi sekarang tidak mampu membuatnya. Seperti Makanan yang merupakan makanan khas tradisional di Jawa Barat, tepatnya dari Majalaya Kabupaten Bandung dengan nama  Borondong.

Tidak banyak yang tahu kalau jajanan Borondong yang dijajakan di ruas Jalan Raya Bandung - Garut atau di terminal-terminal Kota Bandung berasal dari Kampung Sangkan, Desa Laksana, Kecamatan Ibun (dulu masuk wilayah administratif Kecamatan Majalaya), Kabupaten Bandung.

Bagi orang di Kabupaten Bandung, khususnya wilayah selatan, sudah lama sekali mengenal makanan ini berasal dari Majalaya.  Meski ada pernyataan Dadang Naser, Bupati Kabupaten Bandung sebelumnya  yang menyebutkan makanan ini merupakan khas Kecamatan Ibun, tetap saja penyuka Borondong mengidentikan makanan dengan bahan beras ketan berasal dari Majalaya karena dulu Ibun dan Paseh yang kini menjadi Kota Kecamatan dulunya masuk wilayah administratif Majalaya.

Pengrajin Borondong masih menggunakan alat tradisional bolotong sejenis kendi gerabah untuk menyanggrai beras ketan atau jagung bahan utama Borondong.
Pengrajin Borondong masih menggunakan alat tradisional bolotong sejenis kendi gerabah untuk menyanggrai beras ketan atau jagung bahan utama Borondong. Foto : Istimewa
Bahan utama Borondong ada yang berasal dari beras ketan dan ada juga yang dari jagung. Uniknya, beras ketan yang digunakan untuk membuat Borondong adalah ketan yang masih berada di tangkainya. Ketan atau jagung  diolah dengan cara digoreng tanpa menggunakan minyak atau disanggrai. Setelah mengembang pertanda sudah masak  dicampur dengan kinca atau  gula merah  ataupun gula putih yang mencair.

Kemudian dibentuk menjadi bulat berbagai ukuran ada yang sebesar bola pingpong, bola golf dan ada yang sebesar bola futsal. Selain bulat borondong juga ada yang berbentuk persegi.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x