GOR Saparua saat ini memang menjadi GOR saja karena sudah tidak ada lagi yang bermain musik di sana. GOR Saparua memiliki beberapa arena berolahraga semisal jogging track, arena sepatu roda, wall climbing, lapang basket hingga lapang indoor bulutangkis.
Fasilitas pun sudah banyak yang diperbaiki termasuk terdapat toilet portable, tempat parkir khusus sepeda dan terdapat food court untuk para UMKM berdagang. Sementara malam hari selain menjadi kawasan olahraga, juga untuk wisata kuliner khas Kota Kembang.
Sejarah panjang gelanggang olah raga ini yang terkemuka di Bandung, telah menyaksikan fenomena menarik dengan munculnya gelombang band cadas pada masa silam. Grup band tersebut sudah mampu menggetarkan hati para pendengar dengan suar gitar yang tajam dan dentingan drum dan pekik vokal yang menggelegar.
Dulu GOR Saparua menjadi ruang bagi para musisi muda Bandung untuk menyalurkan kreativitasnya dan mendobrak panggung musik lokal. Di masa keemasannya GOR Saparua menjadi tempat di penuhi dengan semangat dan gairah cadas.
Di iringi dengan tumbuh kembangnya band-band cadas yang saling meninspirasi dan berkolaborasi satu sama lain. Hingga membentuk komunitas terciptanya kebersamaan yang kuat dan semangat menerobos batasan
Panggung-panggung yang di gelar di GOR Saparua ini menjadi magnet penarik bagi para pencinta musik cadas. Tribun yang biasanya dipenuhi penonton olahraga, dulu berubah menjadi tribun berkumpulnya penggemar musik yang bersorak-sorai. Menikmati aliran energi yang membara melihat aksi para musisi cadas yang penuh dedikasi diatas panggung.
Sayangnya, masa kejayaannya GOR Saparua hari ini sudah menjadi lebur hilang di makan oleh zaman. Seiring berjalannya waktu, minat dan dukungan terhadap musik cadas menurun secara drastis. Panggung yang dulu ramai dengan riuh nya alunan musik kini sepi dan terlupakan. Banyak band cadas yang berjuang dan bertahan menemukan tempat mereka di industri musik yang semakin kompetitif.
“Sekarang hanya tempat olahraga aja sih kalau Saparua. Saya hanya tau kalau Saparua dulu suka di pakai acara musik cuman dari internet dan cerita-cerita. Keren sih, saya juga pecinta musik cadas. Kalau acara kaya gitu masih ada saya juga ingin menyaksikan secara langsung, cuman hari ini udah tinggal cerita. Harapan saya sih ada lagi yang kaya gitu,” ucap Aca (28) seorang pemuda yang antusias terhadap musik cadas.