Endang Kenang Pacuan Kuda di Arcamanik

- 6 Juli 2023, 09:43 WIB
Masyarakat masih berdatangan setiap akhir pekan untuk menikmati suasana di area pacuan kuda Arcamanik yang kini sudah berubah menjadi Sport Center Jawa Barat.
Masyarakat masih berdatangan setiap akhir pekan untuk menikmati suasana di area pacuan kuda Arcamanik yang kini sudah berubah menjadi Sport Center Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/Fatihah Bani Shafa/

Teriakan penonton memenuhi udara ketika kuda favorit mereka mendekati garis finish, dan ketegangan semakin meningkat saat kuda-kuda saling bersaing mendapatkan posisi terdepan. Ketika kuda pertama melintasi garis finish, riuh tepuk tangan dan sorakan penuh kegembiraan menggema di sekitar arena, merayakan momen yang luar biasa ini.

Lintasan balapan kuda di arena pacua kuda Arcamanik sebagian telah menjadi lapangan softball.
Lintasan balapan kuda di arena pacua kuda Arcamanik sebagian telah menjadi lapangan softball.
Tidak hanya kalangan dewasa, kalangan anak-anak pun sangat gemar menonton perlombaan balap kuda. “Dulu kalau orang yang ga kebagian di kursi tribun, pasti banyak yang manjat pohon-pohon disekitar sini, anak kecil sampai remaja juga banyak yang nonton sampe manjat-manjat,” ujar Bapak Endang. Hal ini menunjukkan bahwa semua kalangan sangat menyukai perlombaan balap kuda.

Pacuan Kuda Arcamanik tidak hanya menawarkan pertunjukan yang menarik, tetapi juga menampilkan suasana yang ramah dan akrab. Para penonton saling berbincang-bincang, membagikan prediksi mereka tentang kuda mana yang akan menang, dan menikmati hidangan serta minuman ringan yang disediakan di stan makanan. Suasana penuh keceriaan dan antusiasme mengalir di antara kerumunan, dan setiap detik terasa penting saat perlombaan semakin dekat.

Dengan raut wajah yang menandakan akan kesedihan dan kerinduan atas pacuan kuda pada beberapa tahun silam sebelum disulap menjadi Sport Jabar Arcamanik. "Sekarang udah ga ada balap kuda, udah diganti sama Sport Jabar Arcamanik, di dalem juga ngak tahu sekarang jadi tempat apa, ga seramai dulu” kata Endang. 

Kini pacuan kuda pun hanya tinggal kenangan, puing-puing yang tersisa pun hanya trek jalan balap kuda yang melingkar mengelilingi gedung-gedung yang ada. “Meskipun sudah ngak ada balap kuda, tapi suasananya kadang masih terasa” ujar  Endang.

Karena setiap momentum dalam perlombaan selalu dihargai dan dirayakan dengan riuh tepuk tangan dan sorakan kegembiraan, menciptakan kenangan yang tak terlupakan bagi semua yang hadir di sana. (Fatihah Bani Shafa)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah