Teriakan penonton memenuhi udara ketika kuda favorit mereka mendekati garis finish, dan ketegangan semakin meningkat saat kuda-kuda saling bersaing mendapatkan posisi terdepan. Ketika kuda pertama melintasi garis finish, riuh tepuk tangan dan sorakan penuh kegembiraan menggema di sekitar arena, merayakan momen yang luar biasa ini.
Pacuan Kuda Arcamanik tidak hanya menawarkan pertunjukan yang menarik, tetapi juga menampilkan suasana yang ramah dan akrab. Para penonton saling berbincang-bincang, membagikan prediksi mereka tentang kuda mana yang akan menang, dan menikmati hidangan serta minuman ringan yang disediakan di stan makanan. Suasana penuh keceriaan dan antusiasme mengalir di antara kerumunan, dan setiap detik terasa penting saat perlombaan semakin dekat.
Dengan raut wajah yang menandakan akan kesedihan dan kerinduan atas pacuan kuda pada beberapa tahun silam sebelum disulap menjadi Sport Jabar Arcamanik. "Sekarang udah ga ada balap kuda, udah diganti sama Sport Jabar Arcamanik, di dalem juga ngak tahu sekarang jadi tempat apa, ga seramai dulu” kata Endang.
Kini pacuan kuda pun hanya tinggal kenangan, puing-puing yang tersisa pun hanya trek jalan balap kuda yang melingkar mengelilingi gedung-gedung yang ada. “Meskipun sudah ngak ada balap kuda, tapi suasananya kadang masih terasa” ujar Endang.
Karena setiap momentum dalam perlombaan selalu dihargai dan dirayakan dengan riuh tepuk tangan dan sorakan kegembiraan, menciptakan kenangan yang tak terlupakan bagi semua yang hadir di sana. (Fatihah Bani Shafa)***