Baca Juga: Fania, Keterbatasan Bukan Hambatan Untuk Meraih Prestasi
Sejak kecil ketika duduk di bangku sekolah dasar (SD), Mang Adang Bendo memang sudah memiliki ketertarikan terhadap seni. Biasanya Mang Adang Bendo ketika masih kecil diberikan amanat oleh gurunya untuk mengikuti kesenian, misalkan seperti menyanyi dan bermain alat musik pada saat acara kenaikan kelas atau perpisahan sekolah dasar (SD). Karena itu, jiwa seninya sudah mulai tertarik dan tumbuh menjadi seorang seniman dari tanah Sunda.
Bertahun-tahun mang Adang Bendo dan istrinya Teh Inong yang berkecimpung dalam dunia seni telah meraih beberapa kali kejuaraan, bahkan hingga tingkat nasional. Karya-karya seni yang dihasilkannya mudah sekali diterima masyarakat karena bodoran (lawakannya) yang begitu menghibur. Bahkan hingga saat ini karya-karya musiknya terus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Hingga saat ini Mang Adang dan Teh Inong masih melestarikan kesenian yang telah lama ditekuninya. Meskipun bayaran yang diterimanya tidak seberapa, tetapi mereka tetap melestarikan nilai-nilai seni maupun kebudayaan sebagai orang Sunda yang mencintai adat istiadat ditengah arus globalisasi. Bahkan, mereka memiliki sanggar seni sebagai tempat melatih para generasi penerus yang akan melestarikan kesenian Sunda.
Baca Juga: Abah Khairudin Tahun Ini Berusia 100 Tahun, Menikmati Hasil Jerih Payah Berjualan Lumpia Basah
Dengan begitu, peran masyarakat maupun pemerintah dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni maupun budaya perlu diperhatikan. Karena itu, diperlukan adanya pelestarian karya-karya seni tersebut supaya tidak tergerus oleh globalisasi.
Apalagi di era modern saat ini, anak muda lebih menyukai lagu barat atau k-pop dari pada lagu atau kesenian dari daerahnya sendiri. Dengan begitu, Mang Adang dan Teh Inong selaku seorang seniman sekaligus pelestari budaya telah memberikan sumbangsih karya yang perlu dilestarikan oleh anak muda penerus generasi mendatang supaya lebih mencintai karya seni lokalnya.(Risma Rismawati)***