Ingat Lengko Ayam Cigugur Pangandaran, Ingat Enin Onisah

- 18 Juni 2023, 22:28 WIB
Enin Onisah (72) tengah melayani pelanggan Lengko Ayam Cigugur Pangandaran yang legendaris yang dijual dekat  Masjid Al-Ikhlas, Jalan Cibanten Dusun Cigintung Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran sejak tahun 1980-an.
Enin Onisah (72) tengah melayani pelanggan Lengko Ayam Cigugur Pangandaran yang legendaris yang dijual dekat Masjid Al-Ikhlas, Jalan Cibanten Dusun Cigintung Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran sejak tahun 1980-an. /Portal BandungTimur/Mela Amelia Rahmah/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Bagi warga Desa Cimindi, pasangan suami istri,  Abah Ilin dan Eni Onisah sudah tidak asing lagi. Apalagi bagi mereka yang jadi pelanggan tetap Lengko Ayam yang selalu dihidangkan Abah Ilin dan Onisah  setiap hari Jumat di setiap minggunya di depan Masjid Al-Ikhlas, Jalan Cibanten Dusun Cigintung RT 01/RW 14, Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran.

Pasangan suami istri Abah Ilin dan Eni Onisah yang usianya tidak lagi muda masih setia melayani pelanggan Lengko Ayam yang didagangkannya. Abah Ilin kini berusia 85 tahun dan Enin atau Nenek Onisah sudah berusia 72 tahun.

Warung Lengko Ayam  Abah Ilin dan Eni Onisah dengan Masjid Al-Ikhlas, Dusun Cigintung seakan sudah tidak dapat dipisahkan. Lengko Ayam buatan Enin Onisah  dikenal enak dan sangat khas, beda dari yang lain sehingga bisa terjual habis dalam beberapa jam saja.

Baca Juga: Metamorfosis  Bangkerok Makanan Khas Sunda Jadi Pizza Sunda

Jumat pukul 02.00 pagi, ketika orang-orang masih terlelap dalam tidur pulasnya, Enin Onisah dibantu suaminya Abah Ilin, sudah sibuk berkutat meracik bumbu dan memasak bahan-bahan dari Lengko. Dagangan harus segera tersaji sebelum pengajian Jumat di Masjid Al Ikhlas berlangsung.

Meskipun sering terserang lelah karena sudah berumur, demi penikmat pecel Lengko Ayam buatannya, Enin Onisah berusaha semangat dalam melakukan pekerjaanya. Inilah alasan beliau hanya berjualan satu kali seminggu.

“Sekarang sudah tua, sudah tidak kuat lagi jika harus berjualan setiap hari seperti dulu. Mana hidup hanya dengan suaminya yang sudah renta, karena kedua anaknya pergi jauh merantau,” cerita Enin Onisah yang tidak mau hidupnya berkecukupan dari bantuan kiriman uang dari anak-anaknya.

Baca Juga: Resep Brownies Kukus Simple dengan Bahan Sederhana

Dari hasil perkawinannya dengan Abah Ilin, Enin Onisah memiliki dua anak dan lima cucu, bisa dikatakan hidup dengan berkecukupan. Hasil dari jualannya hanya sekitar Rp. 300.000 dengan modal bisa mencapai Rp. 150.000.

Hingga kini Enin Onisah masih berjualan meskipun keuntungan yang didapat sedikit. Namun dapat memuaskan pelanggan dan para penikmat jajanannya yang tidak ingin kehilangan cita rasa yang mereka sukai menjadi alasan Enin Onisah untuk tetap berjualan Lengko Ayam.

Selain pengajian Jumat, jika ada hajatan ataupun acara-acara besar seperti perpisahan sekolah dan HUT RI, Enin Onisah akan berjualan Lengko disana. Biasanya keuntungan yang di dapat besar sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta, tapi harus dibantu oleh beberapa tetangga karena membuat masakan dalam porsi banyak.

Lengko Ayam Cigugur Pangandaran legendaris.
Lengko Ayam Cigugur Pangandaran legendaris.
“Suka capek kalo dagang di acara-acara besar seperti Agustusan jadi harus dibantu sama yang lain, kalau enggak nenek suka nge-drop. Dulu juga pernah pingsan waktu dagang seperti itu, memang sudah tua aja,” aku Enin Onisah.

Diakui Enin Onisah, dirinya berjualan Lenko Ayam di dekat Masjid Al-Ikhlas, Jalan Cibanten Dusun Cigintung, Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran sejak tahun 1980-an. Saat itu dirinya masih berusia 30 tahun.

“Daerah Dusun Cigintung, Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran ini pada waktu itu belum ada listrik dan penerangan masih menggunakan patromax. Kendaraan juga belum banyak di miliki seperti sekarang ini,” kenang Enin Onisah.

Pada awal-awal jualan Enin Onisah dibantu suaminya bisa berjualan sampai ke wilayah kecamatan lainnya dekat Kecamatan Cigugur. Berjualan ketika itu dilakukan dengan berjalan kaki hingga dikenal sebagai penjual makanan khas di Kabupaten Pangandaran.

Baca Juga: Usaha Kuliner Seblak Segurih Rasanya

Bahkan saking terkenal akan citarasanya, ada banyak pelangganya yang berasal dari kalangan berada ingin membiayai agar Enin Onisah membuat rumah makan ataupun tempat berjualan tetap. Hal itu ditawarkan agar Enin Onisah dan Abah Iling tidak berkeliling dan pembeli mudah untuk mengunjungi serta dapat berdagang setiap hari.

Namun Enin Onisah menolaknya karena kebanyakan harus membuka di kota-kota jauh dari rumah. “Banyak yang menawarkan untuk membuka tempat di pinggir Pantai Pangandara, di Tasik, di Bandung, sampai di Karawang. Enin tidak mau karena jauh dari keluarga. Lebih baik disini meskipun penghasilannya sedikit,” ujar Enin Onisah. 

Enin Onisah  bisa jadi merupakan orang pertama yang berjualan Lengko Ayam di Kecamatan Cigugur, Pangandaran. Meski kini mulai banyak yang berjualan, tetap saja cita rasa Lengko Ayam khas Enin Onisah tidak tertandingi.

Bisa dibuktikan dengan ramainya pelanggan yang datang sendiri kerumah pada Jumat pagi sebelum berjualan di samping Masjid Al Ikhlas. Dari berbagai desa, sampai hampir habis untuk dagang di pengajian.

Baca Juga: Daun Afrika Si Kaya Manfaat, Ampuh Jaga Stamina Tubuh hingga Obati Diabetes

Jika kebanyakan pedagang merahasiakan resepnya agar tidak ada yang bisa menyaingi, berbeda dengan Enin Onisah yang sangat terbuka dengan resep Lengko Ayamnya. Beliau tidak segan-segan memberikan bahkan mengajarkannya langsung cara membuatnya.

“Enin mendapat resep Lengko Ayam ini dari ibu teman nenek dari Parigi yang sudah meninggal. Bukan resep turun-temurun, jadi siapa saja yang mau resepnya nenek akan kasih,” ujar Enin Onisah.

Kerupuk aci merah menjadi kekhasan Lengko Ayam Enin Onisah dekat Masjid Al-Ikhlas, Jalan Cibanten Dusun Cigintung, Pangandaran.
Kerupuk aci merah menjadi kekhasan Lengko Ayam Enin Onisah dekat Masjid Al-Ikhlas, Jalan Cibanten Dusun Cigintung, Pangandaran.
Enin Onisah akan senang hati jika ada yang ingin meneruskan jualan Lengko Ayam khas buatannya. Karena anak dan cucunya tidak tertarik untuk melanjutkan.

Diakui Enin Onisah sejauh ini belum ada yang bisa menyamakan cita rasa Lengko Ayam buaatanya. Kebanyakan salah pada pembuatan leupeut atau lontongnya.

Ketulusan Enin Onisah bisa dilihat dari gurat wajahnya, senyuman selalu menghiasi ketika melayani pelanggan. Meskipun rasa lelah sangat terasa, tapi melihat pelanggaan menikmati jajaannya, lelah tersebut teralih oleh rasa bangga dan bahagianya.

“Melihat pelanggan makan dengan lahap, sudah cukup buat Enin,” tutup Enin Onisah dengan senyuman. (Mela Amelia Rahmah)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah