Ibu dari Diah ini merupakan keturunan asli Bumi Sriwijaya Palembang.“Jadi keluarga memang punya darah Palembang dari Emak Rohmah nenek saya,” ucap Diah.
Filosofi Maksuba dalam artikel itu adalah sebagai sebuah penghormatan bagi tamu yang datang ke rumah. Hal itu karena proses pembuatan maksuba yang cukup sulit dan melelahkan.
Kemudian nilai filosofi lain, sebagai sebuah tanda bagi wanita bahwa dia telah melewati uji kelayakan untuk menikah. Maka, maksuba buatan wanita itu akan menjadi salah satu barang hantaran dalam pernikahan.
Baca Juga: Ingat Lengko Ayam Cigugur Pangandaran, Ingat Enin Onisah
Kini Diah menerapkan resep Emak Rohman neneknya di Kota Bandung. Untuk setiap loyang kue Maksuba dihargai Rp320.000 hingga Rp420.000. “Tapi tergantung ukuran yang dipesan, pembeli bisa menyesuaikan Maksuba sesuai selera mereka tentu harganya akan berbubah dari harga normal,” ujar Diah.
Kemampuan Diah dalam membuat kue Maksuba kini secara bertahap mulai diwariskan ke anak-anaknya. Seperti hal yang sama pernah Diah dapatkan semasa kecil dulu dari ibunya.
Bagi Diah membuat maksuba adalah sebuah kebanggaan. Kebanggaan dalam menjaga tradisi leluhur yang diwariskan turun temurun hingga hari ini. Juga kebanggan bisa menyelesaikan pekerjaan berat dan jenuh. (M. Sofwan)***