Mengenang Ikonik Parung Panjang Bogor ‘Tugu yang Tak Bertugu’

- 18 Mei 2021, 00:24 WIB
Pada pertengahan tahun 1990an di Jalan Raya Parung Panjang pernah berdiri ikonik Parung Panjang beupa tugu, yang kini hanya tinggal namanya saja.
Pada pertengahan tahun 1990an di Jalan Raya Parung Panjang pernah berdiri ikonik Parung Panjang beupa tugu, yang kini hanya tinggal namanya saja. /Foto :Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Berbicara tentang Parung Panjang sebuah wilayah dari Kabupaten Bogor yang berada di ujung perbatasan antara Kota Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Tentu yang terlintas dari pikiran sebagian orang tentang wilayah ini adalah ‘Kota Debu’, karena memang pemandangan yang disuguhkan hampir setiap hari selalu berupa kemacetan dan pencemaran udara bahkan rasanya sulit untuk menemukan udara segar di sini.

Berada di wilayah yang sedari dulu sangat strategis membuat wilayah ini terkena dampak perubahan lebih cepat dari wilayah-wilayah lain salah satunya pembangunan. Salah satunya adalah bangunan penanda sangat monumental dan juga ikonik, ‘Tugu Parung Panjang’.

Banyak dari masyarakat Parung Pnjang pasti mengenal monumental ‘Tugu Parung Panjang’. Bahkan mereka yang lahir dan tumbuh besar di Parung Panjang sering membicarakan bangunan itu sebagai ikonik nama tempat di Parung Panjang.

Baca Juga: 93 Persen PNS Pemkab Bandung Hadir, Sisanya 249 Belum Ada Kabar

Bagi generasi 2000an, ‘Tugu Parung Panjang’ tidak asing sekali mendengar nama bangunan itu. Lantas dimanakah monumental itu berdiri? Mengapa sampai saat ini tak pernah terlihat bagaimanakah wujudnya? Tulisan ini akan menguak dibalik alasan “Tugu yang tak bertugu”.

Memasuki lorong waktu tahun 1900an, dimana pada tahun ini kita akan melihat Parung Panjang yang masih sangat asri. Banyak ditumbuhi pepohonan hijau, sawah yang terhampar luas, hewan-hewan ternak yang masih berkeliaran dipinggir jalan, anak-anak bermain ucing-ucingan di jalan raya, dan hampir setiap hari masyarakat dapat berlalu lalang dengan bebas karena kendaraan-kendaraan umum yang masih belum banyak.

Tak lupa dengan pasar yang menjadi sorotan penulis karena di pasar inilah semua aktivitas masyarakat Parung Panjang terjadi. Dimana sejak sepertiga malam para pedagang sudah mulai bersiap-siap menjajakan barang dagangannya bahkan ada yang sejak malam hari sudah siap-siap menaiki transportasi Kereta Api.

Baca Juga: Minat Jadi Pejabat Sekda di Kabupaten Bandung, Ini Syaratnya

Karena rata-rata para pedagang ini banyak berasal dari luar Parung panjang dan akses menuju Pasar itu lebih mudah menggunakan Kereta. Banyak dari para pedagang yang sejak malam hari sudah memenuhi gerbong Kereta Api dengan membawa berkarung-karung barang bawaan.

Ada yang membawa hasil panen, ada yang membawa hewan ternak, adapula yang membawa barang dagangan berupa pakaian yang berhasil didapatkan dari Pasar Tanah Abang untuk diperjualbelikan kembali di Pasar Parung panjang.  Tak lupa juga ada terminal dimana supir-supir angkutan umum Bemo berjejer menunggu penumpang keluar Pasar untuk mengantarkan penumpang ke tempat-tempat tujuan yang tidak dapat diakses menggunakan Kereta Api seperti Cigudeg, Lebakwangi, Legok dan lainnya. Begitulah riuhnya Pasar dengan pemandangan yang disuguhkan setiap harinya.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah