Bukan Karena Vaksin, Stroke Bisa Karena Akibat Common Rezpector Faktor Lainnya

- 19 Oktober 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi pembuluh darah pecah
Ilustrasi pembuluh darah pecah /Pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Belum ada bukti ilmiah yang kuat dan valid menunjukan pemberian vaksinasi Covid-19 akibatkan pecah pembuluh darah maupun stroke. Pembuluh darah pecah maupun stroke terjadi akibat banyak faktor dapat menjadi common rezpector (faktor resiko bersama).

Hal tersebut disampaikan Direktur RS Pusat Otak Nasional, Mursyid Bustami terkait dengan informasi yang tersebar disejumlah platform jejaring media sosial bahwa vaksin Covid-19 dapat menimbulkan pecah pembuluh darah dan stroke. “Sangat tidak beralasan, dan belum ada bukti ilmiah yang menunjukan hal tersebut,” tegas Mursyid Bustami.

Disampaikan Mursyid Bustami, faktor risiko stroke dapat menjadi common rezpector (faktor resiko bersama) akibat sejumlah faktor lain. Seperti penyakit Diabetes, Hipertensi, Pola makan yang buruk, Merokok, Obesitas,  Kurang aktivitas fisik, Alkohol, dan Narkotika.

Baca Juga: Terpapar Covid-19, Colin Powell Mantan Menteri Luar Negeri AS Meninggal Dunia

''Kalau stroke pendarahan biasanya adalah penderita hipertensi. Yang terjadi adalah tidak kuatnya pembuluh darah menahan tekanan darah yang tinggi, sehingga terjadilah kebocoran,'' jelas Mursyid Bustami.

Dikatakan Mursyid Bustami, ada dua faktor risiko terkait terjadinya pecah pembuluh darah maupun stroke. “Yakni yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan,” ujar Mursyid Bustami.

Faktor risiko yang bisa dikendalikan menurut Mursyid Bustami, sebaiknya dicegah sedini mungkin agar tidak menjadi bom waktu kedepannya. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah mulai menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

“Tidak melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan masalah kesehatan di masa depan seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, batasi konsumsi gula, garam dan lemak,” kata Mursyid Bustami.

Baca Juga: Eunhyuk Rilis Singel Baru Berjudul Be, Pemanasan Comebacknya Super Junior

Sementara untuk faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan yakni umur, genetik jenis kelamin. “Oleh sebab itu, untuk mengetahui faktor kedua ini, sebaiknya melakukan cek kesehatan secara berkala untuk mengetahui riwayat kesehatan, sehingga apabila ada kelainan dalam tubuh bisa diketahui dan diantisipasi sedini mungkin,” tambah Mursyid Bustami.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah