Perbedaan Jangan Dipertentangkan, Karena Sesungguhnya Umat Paling Mulia Disisi Allah Adalah yang Bertaqwa

- 11 Maret 2024, 06:57 WIB
Ilustrasi kaligrafi Allahuakbar. Sesungguhnya kebenaran hanya milih Allah semata.
Ilustrasi kaligrafi Allahuakbar. Sesungguhnya kebenaran hanya milih Allah semata. /Pixabay/

Perbedaan pendapat para Ulama yang terbentuk dalam beberapa mazhab dan manhaj tersebut sesungguhnya merupakan keluasan dan keluwesan syariat Islam dalam kehidupan pada setiap situasi tempat, lingkungan dan zaman yang berbeda. Imam Syafi’i rahimahullah pernah memiliki pendapat yang berbeda dari pendapatnya sendiri pada saat Beliau di Baghdad, dan setelah Beliau berpindah ke Mesir.

Baca Juga: Anna Hasbi, Pentingnya Menjaga Ukhuwah Islamiah Dalam Perbedaan

Perbedaan pendapat Imam Syafi’i tersebut dikenal dengan istilah Qaulul Qadim wa Qaulul Jadid. “Doktor Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya Fiqhul Ikhtilaf atau Fikih Berbeda Pendapat menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan defenisi, kaidah, prinsip dan tata cara suatu amal ibadah atau cabang-cabang ilmu agama lainnya yang sesungguhnya masih berada dalam bingkai Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma’ para sahabat dan ulama-ulama salaf atau terdahulu) sehingga di antara mereka tidak saling berpecah karena perpedaan pendapat tersebut,” jelas Ustda Didi Saefulloh.

Sejak jaman Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam dan para sahabat, tetap menjaga agar pendapat mereka tidak menyebabkan perpecahan umat. Karena hal tersebut hanya akan melanggar perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. “Dan ingat, sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti,” pungkas Ustad Didi Saefulloh, menutup tausyiahnya kembali dengan mengutip  surah Al Hujurat ayat ke 13.***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x