99 Pasien Gangguan Ginjal Akut Sembuh, Jumlah Pasien Sembuh Terus Bertambah

2 November 2022, 23:37 WIB
Ilustrasi anak sakit. Kementerian Kesehatan melaporkan kasus gangguan ginjal akut pada anak mengalami penurunan sebanyak 99 orang pasien sembuh. /pixabay/Vit_B

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kementerian Kesehatan RI melaporkan angka pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang sembuh terus bertambah. Per tanggal 31 Oktober 2022 dilaporkan ada  304 kasus GGAPA, dan 99 pasien atau 33 persen dinyatakan sembuh.

“Angka ini mengalami kenaikan dalam kurun waktu satu minggu terakhir, dimana angka kesembuhan yang dilaporkan pada 26 Oktober 2022 sebanyak 39 kasus. Terjadi kenaikan signifikan selama satu minggu ini dari sebelumnya 20% naik menjadi 33% pasien yang dinyatakan sembuh,” terang Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril di Jakarta, sebagaimana dikutip dari situs resmi Kemenkes, SehatNegeriku, Rabu 2 November 2022.

Dari sejumlah tersebut menurut Muhammad Syahril, sebanyak 65 kasus masih dalam perawatan. Untuk kasus meninggal tercatat 153 kasus atau CFR 51%.

Baca Juga: Car Free Day dan Car Free Night di Kota Bandung Kembali Diperbolehkan,  Asal Untuk Kegiatan Ini

Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak paling banyak terjadi pada anak berusia antara 1 hingga 5 tahun sebanyak 173 kasus. Kasus terbanyak tercatat di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Banten, dan Bali.

Dikatakan Muhammad Syahril, telah terjadi penurunan kasus GGAPA yang signifikan pada anak setelah adanya Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan per tanggal 18 Oktober 2022. Dalam SE diminta tenaga kesehatan dan apotik untuk tidak memberikan obat dalam bentuk sirop kepada masyarakat.

Kebijakan antisipatif terus dilakukan Kementerian Kesehatan dalam menekan angka kesakitan dan kematian akibat GGAPA di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendatangkan ratusan vial obat Antidotum (penawar) Fomepizole injeksi yang didatangkan dari Singapura, Australia, Kanada, dan Jepang.

Baca Juga: Festival Bandung Ulin Ngamumule Budaya Sunda Disdik Kota Bandung

“Sebanyak 146 vial sudah disebarkan ke 17 rumah sakit di 11 provinsi. Sementara 100 vial disimpans ebagai stok di instalasi farmasi pusat,” ujar Muhammad Syahril.

Rumah Sakit yang sudah mendapatkan distribusi Fomepizole yaitu RSUD Zainoel Abidin Aceh,  RSUP Prof Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali,  RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dan  RSAB Harapan Kita. Kemudian  RSUP Fatmawati, dan RSCM Jakarta,  RSUP Hasan Sadikin, RSUD Dr. Hafiz dan RSU Hermina Mekarsari, Jawa Barat.

Selain itu juga RSUD Bangli dan RSUD Dr. Saiful Anwar, Jawa Timur,  RSUD Dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat dan RSUD Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah. Juga  RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Sulawesi Selatan, RSUP Dr. M Djamil, Sumatera Barat; RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan; dan RSUP H. Adam Malik, Sumatera Utara.

Baca Juga: Nonoman Pasundan Saba Desa, Kiprah Nyata Gerkan Mahasiswa Pasudan di Jawa Barat

Upaya lain adalah dengan dikeluarkannya petunjuk penggunaan obat sirop kepada anak dalam rangka pencegahan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) No. HK.02.02/III/3515/2022 pada tanggal 24 Oktober 2022 yang ditujukan kepada seluruh dinas kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan organisasi profesi kesehatan.

Terbaru, pada tanggal 26 Oktober 2022, Kementerian Kesehatan juga sudah melakukan pembaharuan Keputusan Dirjen Yankes tentang Tata laksana Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal Pada Anak di Rumah Sakit No. HK.02.02/III/3542/2022, dengan ditambahkan tatalaksana pemberian Fomepizole.

Terakhir, Jubir Syahril menekankan bahwa dukungan seluruh pihak juga sangat menentukan keberhasilan penanganan GGAPA di Indonesia.

“Diharapkan semua pihak untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk menyelamatkan nyawa anak Indonesia sebagai prioritas utama. Tujuan kita adalah demi kesehatan masa depan anak anak kita,”  pumgkas Muhammad Syahril. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler