Miris, Minat Baca di Indonesia Menurut UNESCO Hanya 0,001 persen

- 17 Mei 2021, 17:01 WIB
Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar soroti minat baca masyarakat Indonesia pada peringatan Hari Buku Nasional Senin 17 Mei 2021.
Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar soroti minat baca masyarakat Indonesia pada peringatan Hari Buku Nasional Senin 17 Mei 2021. /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR  - Mengacu pada hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil survei tahun 2019 minat baca masyarakat Indonedia menempati ranking ke 62 dari 70 negara, atau berada 10 negara terbawah.

“Itu hasil survei PISA yang dirilis OECD, sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Hasil riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca,” jelas Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar dalam siaran persnya  pada peringatan Hari Buku Nasional Senin 17 Mei 2021.

Disampaikan Gus Ami, demikian biasa Abdul Muhaimin Iskandar disapa, di Indonesia membaca belum menjadi kebisaan yang tumbuh dalam kebiasaan masyarakat. Meski Indek Kegemaran Membaca (IKM) menunjukkan peningkatan, pada 2016, IKM Indonesia mencatat skor 26,5 dan menjadi 55,74 pada 2020. 

Baca Juga: Pandji Dhewantara, Vaksin Sinovac Efektif Mencegah Kematian

Disisi lain, akibat pandemi, sebanyak 58,2 persen penerbit mengalami penurunan penjualan. Dan hanya 4,1 persen yang penjualannya stabil selama terjadinya pandemi Covid-19 setahun terakhir, mengacu pada data ikapi.org.

Dikatakan Gus Ami, kondisi minat baca masyarakat saat ini sangat memprihatinkan. Sebab, pada periode kedua Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu prioritas.

Karenanya Gus Ami meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim untuk melakukan berbagai upaya meningkatkan minat baca masyarakat. Selain itu, Kemendikbudristek juga harus melakukan digitalisasi produk buku untuk memberikan kemudahan akses membaca kepada masyarakat.

Baca Juga: Berburu Bungkreung Menjaga Tradisi Ngabedahkeun Balong di Cianjur

Menurut Gus Ami, pembangunan SDM menjadi kunci utama dalam kemajuan sebuah bangsa. Rendahnya daya saing bangsa juga diakibatkan dari rendahnya indeks pembangunan SDM.

"Hal ini bermuara pada rendahnya inovasi, income per kapitanya, hingga rendah rasio gizinya. Itu semua akhirnya berpengaruh pada rendahnya indeks kebahagiaan warga," kata Gus Ami.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x