Network
PORTAL BANDUNG TIMUR -Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) memuat sekian banyak bahasa dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk diantaranya Bahasa Sunda. Kumpulan bahasa-bahasa dalam KKBI tersebut, sebelumnya telah disahkan oleh pemerintah menjadi Bahasa Indonesia dan dipergunakan sebagai bahasa resmi negara.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Dr. Herawati, S.S., M.A., menyampaikan hal tersebut dalam sebuah pertemuan Diseminasi Kongres Bahasa Indonesia XII Tahun 2023, di Aula Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Jalan Sumbawa 11 Kota Bandung. "Bahasa Sunda termasuk salah satu bahasa daerah penyumbang terbanyak perbendahaan Bahasa Indonesia dalam KBBI. Meski demikian, kami terus mendorong Kosa Kata Bahasa Sunda terus memperkaya KBBI," ujar Herawati.
Momentum mendorong kosa kata Bahasa Sunda lebih memperkaya khazanah Bahasa Indonesia, kata Herawati, sangat tepat melakukanya pada tahun ini, terutama apabila kita mengaitkannya dengan sebuah gelaran agenda besar Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII pada bulan Oktober mendatang.
Baca Juga: Aminudin, Revitalisasi Bahasa Harus Memahami Konsep yang Benar
Mengutip laman kemendikbud.go.id, Kongres Bahasa Indonesia XII tahun 2023 akan diselenggarakan pada 26 sampai dengan 28 Oktober 2023 di Jakarta, dengan puncak acara kongres pada 28 Oktober 2023. Metode pelaksanaan Kongres Bahasa Indonesia XII akan diselenggarakan secara hibrida.
Lebih lanjut, laman tersebut menyebutkan bahwa, kegiatan KBI XII meliputi berbagai tahapan. Mulai dari tahapan pendaftaran pemakalah dan peserta, pengumuman pemakalah terpilih dan peserta terpilih. juga diseminasi kebahasaan dan kesastraan, pameran virtual, kelas mahir, dan persidangan.
"Dalam kesempatan ini, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, mengajak seluruh lapisan masyatakat berpartisipasi aktif mendorong suksesnya penyelenggaraan KBI XII dengan cara aktif mengikuti berbagai rangkaian acara kegiatan hingga puncanya pada Bulan Oktober 2023 mendatang," kata Herawati.
Keikutsertaan masyarakat dalam evant kebahasaan semacam ini, ujar Herawati, sama halnya sebagai upaya masyarakat turut serta melestarikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa sesuai amanat Undang-undang Dasar Negara Kestuan Republik Indonesia Tahun 1945. (Ari Prianto Teguh)***
