Hingga Rabu 23 November 2022 Siang Ini Gempa Bumi Masih Mengguncang Wilayah Kabupaten Cianjur

- 23 November 2022, 13:40 WIB
Infografis sebaran wilayah terdampak gempa bumi di Kabupaten Cianjur.
Infografis sebaran wilayah terdampak gempa bumi di Kabupaten Cianjur. /Sumbr : Instagram @daryonoBMKG/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gempa bumi tektonik susulan atau aftershocks di wilayah Kabupaten Cianjur Jawa Barat, hingga Rabu 23 November 2022 masih terus terjadi. Getaran gempa bumi tektonik terakhir terjadi pada pukul 12.08 WIB dengan kekuatan magnitudo 2,8.

Gempa bumi tektonik yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur Jawa Barat sejak Senin 21 November 2022 hingga Rabu 23 November 2022 masih masuk katagori gempa bumi dangkal. Gempa bumi terakhir Rabu 23 November 2022 pada pukul 12.08 WIB dengan kekuatan magnitudo 2,8 hanya dikedalaman 2 kilometer.

Epicentrum gempa bumi berada di darat berjarak 8 kilometer Barat Daya dari pusat Kota Kabupaten Cianjur. Getaran gempa bumi dengan skala II MMI sangat dirasakan masyarakat di Kecamatan Warungkondang.

Baca Juga: Piala Dunia 2022, 3 Gol Argentina Dianulir VAR Alhasil Kalah dari Arab Saudi 1-2

Sebelumnya pada pukul 11.41 WIB gempa bumi juga terjadi dengan kekuatan magnitudo 3,9. Pusat gempa bumi berada di darat hanya  dikedalaman 1 kilometer berpusat di darat 8 kilometer Barat Laut Kota Kabupaten Cianjur.

Akibat guncangan gempa bumi dengan koordinat 6.8 derajat Lintang Selatan dan 107.07 Bujur Timur, 12 wilayah kecamatan yang merasakan getaran gempa pertama pada Senin 21 November 2022 kembali di buat panik. “Warga yang sedang di perkantoran dan pertokoan berhamburan keluar, warga berkumpul di halaman atau dijalan dengan meneriakan takbir, suasana benar-benar mencekam,” ujar Teddy Kusumah pada Portal Bandung Timur.

Berdasarkan informasi BMKG, gempa bumi pada pukul 11.41 WIB dirasakan masyarakat di 12 wilayah kecamatan Kabupaten Cianjur dengan skala III hingga IV MMI. Sama persis saat gempa bumi tektonik terjadi pada Senin 21 November 2022.

Baca Juga: Putri Candrawathi Terpapar Virus Corona, Sidang Dilaksanakan Secara Daring

Getaran gempa bumi dengan skala IV MMI dirasakan oleh masyarakat diwilayah Kecamatan Warungkondang dan Sukaresmi atau wilayah barat Kabupaten Cianjur. Sementara di wilayah utara dengan skala III dirasakan masyarakat di kecamatan Pacet, Cugenang, Ciherang dan Kota Cianjur.

Sebelum gempa bumi  dengan skala besar, masyarakat merasakan getaran pada pukul 11.01 WIB. Getaran gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 2.4 berpusat di darat dikedalaman 6 kilometer. Pusat gempa bumi hanya berjaran 2 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Cianjur, hingga getarannya hampir dirasakan oleh seluruh wilayah Kabupaten Cianjur.

Sebelumnya diberitakan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyampaikan bahwa hingga Selasa 22 November 2022 telah terjadi 140 kali gempa bumi atau aftershocks. Hingga pukul 16.00 WIB berdasarkan hasil monitoring BMKG frekwensi gempa bumi susulan yang melanda wilayah Kabupaten Cianjur Jawa Barat terus menurun.

Baca Juga: Pakar ITB Ingatkan Petingnya Tata Ruang di Daerah Rawan Bencana

“Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa hingga Selasa 22 November 2022 pukul 07.30 WIB terjadi sebanyak 127 kali gempa susulan (aftershocks). Gempa bumi susulan terbesar magnitudo 4,2 dan terkecil magnitudo 1,2,” ujar Daryono dalam keteranganya, Selasa 22 November 2022 sebagaimana dikutip dari instagram pribadinya @daryonoBMKG.

Dengan semakin mengecilnya magnitudo gempa bumi  susulan  atau aftershocks di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, Jawa Barat menurut Daryono menunjukan bukti bahwa gempa bumi susulan sudah meluruh. “Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa hingga Selasa 22 November  2022 pagi menunjukkan tren magnitudo gempa susukan atau aftershocjs yang cenderung melemah,” tambah Daryono.

Disampaikan Daryono, gempa bumi yang melanda Kabupaten Cianjur dan Sukabumi dipicu aktivitas pergerakan Sesar Cimandiri. Berdasarkan catatan BMKG, wilayah sekitar Sesar Cimandiri kerap diladan gempa bumi, tapi dengan skala kecil.

“Gempa bumi yang diakibatkan Sesar Cimandiri tercatat sejak tahun   1844, kemudian tahun 1879, dan tahun 1910 serta tahun 1912. Sejak penggunaan seismograf, gempa Sesar Mandiri  tercatat pada tahun 1969 dengan magnitudo 5,4 menimbulkan banyak korban dan kerusakan,” terang Daryono. (heriyanto)**

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah