"Jangan sampai ada air limbah yang tak masuk IPAL, kemudian meluber dan terbuang ke selokan dan mengalir ke sungai. Hal ini dalam upaya meminimalisir pencemaran air sungai yang disebabkan oleh air limbah pabrik tekstil," katanya.
Komandan Sektor 4 Majalaya memastikan sebagian perusahaan pabrik tekstil di Majalaya, khususnya yang bergerak dalam bidang pencelupan sudah mengoperasionalkan IPAL dengan baik. "Saat ini, pencemaran air limbah di Sungai Citarum sudah bisa diminimalisir. Kualitas air sungai Citarum sudah terlihat cukup bagus, karena pencemaran limbah cairnya sudah bisa diminimalisir. Tapi air sungainya masih terlihat keruh, namun pencemaran limbahnya sudah sangat berkurang," katanya.
Baca Juga: Selamat, Beckham Putra Didaulat Jadi Pemain Muda Terbaik Pekan ke-26 Liga 1 Indonesia
Menurutnya, ada peningkatan kualitas air sungai Citarum di wilayah Sektor 4/Majalaya ini, seiring dengan kepedulian perusahaan pabrik tekstil dalam mengoptimalkan operasional IPAL. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sebelum ada Satgas Citarum Harum yang ditugaskan di daerah aliran Sungai Citarum.
"Sungai Citarum terlihat kotor dan airnya berwarna hitam, ada warna merah dan warna lainnya karena tercemar limbah cair pabrik tekstil. Sekarang masyarakat bisa melihat langsung kualitas air sungai Citarum," katanya.
Sebenarnya, kata dia, untuk melestarikan, menjaga dan memelihara aliran Sungai Citarum bukan hanya tanggungjawab Satgas Citarum Harum saja. "Melainkan tanggungjawab bersama. Mulai dari perusahaan, masyarakat dan pihak lainnya yang harus sama-sama menjaga kelestarian sungai Citarum yang merupakan aset strategis untuk kelangsungan bangsa. Aliran sungai Citarum memberikan banyak manfaat, untuk itu kita semua harus menjaga kebersihan aliran sungai Citarum," pungkasnya. (neni mardiana)***