Meningkat Kasus DBD di Kota Cimahi, Takut Covid-19 Pasien Dibawa Dalam Kondisi Sudah Parah

1 November 2021, 18:07 WIB
Warga melintasi mural di Jalan Bapa Ampi, RW 05, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, mengingatkan bahaya DBD saat memasuki peralihan musim yang mulai meningkat, tercatat 10 orang meninggal. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kesehatan Kota Cimahi mengingatkan masyarakat Kota Cimahi mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) saat musim pancaroba. Hingga Oktober 2021,  jumlah kasus DBB sudah mencapai 154 orang dan 10 orang di antaranya meninggal dunia.

“Potensi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti saat musim peralihan ini biasanya meningkatkan. Dimana sumber virus dangue itu biasanya berkembang pada kubangan,” terang Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Penularan Romi Abdurahman pada Portal Bandung Timur.

Disampaikan Romi Abdurahman, berdasarkan laporan yang diterima Dinas Kesehatan Kota Cimahi dari Puskesmas, tren kasus DBD di Kota Cimahi sendiri mengalami kenaikan. Tercatat hingga Oktober 2021,  jumlah kasus DBB sudah mencapai 154 orang dan sekitar 10 orang di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Kian Sengit, Siapa yang Unggul di Persaingan E-Commerce Indonesia di 2021?

"Di Kota Cimahi sedikit mengalami kenaikan kasus dibandingkan bulan sebelumnya. Selama Oktober itu ada 36 kasus," ujar Romi Abdurahman didampingi Eka Febriana, staff Dinkes Kota Cimahi.

Diungkapkan Romi Abdurahman,  dari 10 kasus meninggal akibat DBD, kebanyakan didominasi usia anak-anak. Salah satu faktor penyebabnya adalah terlambat dibawa ke rumah sakit dengan alasan takut malah terkena Covid-19.

"Orang tua ragu membawa anaknya karena takut Covid, jadi dibawa ke rumah sakit setelah gejalanya memburuk, padahal ternyata DBD. Ada juga yang punya penyakit penyerta," terang Romi Abdurahman.

Dengan meningkatnya tren DBB ditengah curah hujan yang mulai meningkat, menurut Romi Abdurahman, Dinkes Kota Cimahi meminta masyarakat untuk tetap waspada. Apalagi, Kota Cimahi merupakan daerah endemis DBD, yang artinya selalu ada temuan setiap tahunnya. 

Baca Juga: Pekerja di New York Menolak di Vaksin Memilih Tidak Bekerja Tanpa Tanggungan

Ditegaskan Romi Abdurahman, pencegahan bisa dilakukan oleh masyarakat dimulai dari rumah dan lingkungan masing-masing. Masyarakat bisa melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan menjalankan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang bertugas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumahnya masing-masing yang biasnya jentik nyamuk berkembangbiak dalam genangan-genangan air.

Menurut Romi Abdurahman, jika masyarakat menjalankan PSN di rumahnya masing-masing, seperti tidak membiarkan adanya genangan air, kasus DBD pun bisa dicegah. "Bukan cuma rumah, tapi juga di halaman sekitar rumah. Soalnya saat ini kalau bukan kita sendiri (melakukan PSN), enggak akan ada yang meriksa. Jadi periksa jentik di rumah sendiri," ujar Romi Abdurahman.

Sementara untuk fogging, menurut Romi Abdurahman, baru akan dilakukan setelah adanya laporan kasus yang ditindaklanjuti dengan assment. Fogging sendiri hanya ampih untuk membunuh nyamuk dewasa. "Untuk fogging eketif untuk membunuh nyamuk dewasa, tapi jentik dan telur nyamuk harus dengan PSN dan sebagainya," pungkas Romi Abdurahman (may nurohman)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler