Keragaman Pencak Silat Sebagai Seni Adiluhung

- 5 Desember 2020, 09:00 WIB
KEMAHIRAN memainkan jurus pencak silat sekarang ini mulai kembali dikenalkan pada anak usia dini, meski baru sebatas gerak jurus belum sampai pada nilai filosofinya.
KEMAHIRAN memainkan jurus pencak silat sekarang ini mulai kembali dikenalkan pada anak usia dini, meski baru sebatas gerak jurus belum sampai pada nilai filosofinya. /Portal Bandung Timur/Heriyanto Retno/

Diantara suara gamelan pengiring, diatas panggung para pendekar mempertunjukan aksi perkelahian satu lawan satu atau secara berkelompok. Bukan hanya pukulan, tendangan maupun bantingan yang dilakukan secara nyata, tetapi juga penggunaan sejata clurit yang saat beradu satu dengan lainnya mengeluarkan percikan api dan bunyi pecut saat mengenai ruang hampa ataupun mengenai lantai.

Rasa takjub akan variasi gerak seni pencak silat dan juga rasa miris penonton tidak hanya saat menyaksikan pertunjukan Sendra Pencak Silat, Paguron Si Macan Tutul dan Jokotole. Pada puncak acara penonton menikmati keindahan gerak seni jurus Pencak Silat khas Cimande dalam kemasan Sendra Pencak Silat “Back to Talek” (kembali ke sumpah) hasil karya sutradara Wahdat MY dengan penata gerak silat Asep Gurwawan, sesepuh pencak silat yang selama ini lebih banyak berkiprah di luar negeri.

Baca Juga: Saung Teduh Lukis Tembok Jalan Bapa Ampi

“Back to Talek” berceritakan tentang keinginan dari sejumlah pendekar untuk kembali dan menegakan panji-panji perguruan. Mereka kembali bersumpah untuk menjalankan perintah dari guru pencak silat maupun tokoh alim ulama dan rakyat yang mengharapkan para pendekar menjadi penjaga dan mengayomi.

Dulu, Talek Cimande pernah begitu ditakutkan oleh para pendekar manapun, terutama mereka yang berniat jahat. Karena bila seorang pendekar sudah kembali kepada sumpahnya, maka apapun akan dilakukan guna menjunjung kebenaran.

Tidak sebarangan pendekar mendapatkan Talek Cimande. Karena untuk melakukan sumpah harus menjalani ritual cukup panjang setelah mendapat kepercayaan sang pendekar menjalani ritual keceran atau mendapat tetesan air kecer.

Baca Juga: Bandung Arts Festival Ditasbihkan Jadi Icon Event Seni Kota Bandung

Selain menampilkan Sendra Pencak Silat, pada Festival Pencak Silat Indonesia juga diselenggarakan seminar dengan pembicara anggota Ny. Popong Otje Djundjunan,  Prof. Endang Caturwati dan Wasekjen PB IPSI, Fahmi Wardi. Juga diselenggarakan Worshop yang menampilkan langsung sesepuh Pencak Silat Cimande (Ki Yudha Winata), Ki Daus (Sera), Wa Azis (Cikalong) dan lainnya. (heriyanto)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x