Janganlan Memilah Milih Berbuat Amal Kebaikan

15 Februari 2022, 05:00 WIB
ilustrasi berbuat kebaikan dapat dilakukan melalui hal-hal kecil sekalipun. /pixabay/pic shantorm/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sebagai khalfah di muka bumi, mahluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala, manusia diwajibkan untuk menjalankan amal kebaikan. Setidaknya ada enam ayat yang menyebutkan tentang perbuatan amalan sebesar dan seberat biji zarah.

“Salah satu ayat yang paling banyak di kutif dan digunakan adalah surat Az Zalzalah ayat 7 dan 8, yang artinya berbunyi, ‘Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula,” ungkap Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agaa di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung, saat mengutif suta Az Zalzalah ayat 7 dan 8.

Disampaikan Ustad Didi Saefulloh, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam sepanjang hidupnya selalu mengerjakan amal kebaikan meskipun amalan itu sedikit dan ringan, atau bahkan dipandang remeh oleh sebagian orang.

Meskipun Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam telah dijamin Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mendapat jaminan masuk surga.Pada sebuah hadist diceritakan, Rasullullah Shalallalhu Alaihi Wasalam yang sudah dijamin masuk surta tapi kualitas dan kuantitas ibadahnya tidak mengenal henti.  Demi menjadi orang yang paling takwa kepada Allah, sampai-sampai kaki beliau memar dan lecet karena shalat malam.

Baca Juga: Omicron Dominasi 1.090 Kematian Pasien Covid-19 di Tanah Air, Akibat Pasien Belum di Vaksin

Sebagaimana dalam hadist riwayat Bukhari-Muslim, ‘Ketika ditanyakan oleh para sahabat, termasuk istri beliau Aisyah, ‘'Mengapa Engkau masih beribadah sedemikian rupa Ya Rasulullah? Bukankah dosamu yang lalu dan yang akan datang sudah dijamin diampuni Allah?'' Beliau menjawab singkat, ''Apa tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur?''.

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam telah mengajarkan kepada kita agar dalam setiap kesempatan untuk  mengamalkan amalan shalih meskipun amalan itu sedikit dan ringan, atau bahkan dipandang remeh oleh sebagian orang. Namun ternyata tanpa kita sangka, ternyata amalan tersebut mengandung pahala yang besar. Inilah keistimewaan dalam agama kita, amalan yang sedikit, malah diberi balasan yang besar.

“Amalan apa saja yang dapat kita kerjakan selama menjadi khalifah di muka bumi ini. Tentunya ada banyak,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Baca Juga: Marak, Penipuan Modus Kemenag Beri Bantuan Untuk Pontren

Amalan ringan pertama yang dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun adalah melakukan dzikir “Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil ‘azhim”. Dari Abu Hurairah, dari Nabi  Muhammad Shalallalhu Alaihi Wasalam, beliau bersabda,“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (H.R. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694).

Kemudian, amalan mengikuti muadzin di dalam adzannya. “Dari Abdullah bin Amr bin Ash h meriwayatkan bahwa beliau telah mendengar Nabi Muhammad  Shalallalhu Alaihi Wasalam bersabda, “Jika kalian mendengar seorang muadzdzin maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan, kemudian bershalawatlah kalian atasku, karena sesungguhnya barangsiapa yang bershalawat atasku satu kali shalawat, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan bershalawat atasnya sepuluh kali, kemudian mintalah kalian kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untukku Al Wasilah, karena sesungguhnya ia adalah kedudukan di dalam , tidak pantas mendapatkannya melainkan untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan aku berharap akulah orangnya (yang mendapatkan itu), maka barangsiapa yang memohonkan untukku Al Wasilah maka halal bagiannya syafaat.” (H.R. Muslim).

Amalan lainnya yang terasa ringan adalah melakukan wudhu dengan sempurna dan membaca do’a. Dari Umar bin Khaththab, Nabi Muhammad Shalallalhu Alaihi Wasalam bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian selesai wudhu dia membaca: Asyhadu allâ ilâha illallâh wa anna muhammadan abduhu wa rasûluh (Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya), maka akan dibukakan untuknya pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia sukai.” (H.R. Muslim).

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Bandung, Antapani Masih Terdepan Kasus Positif dan Aktif

Kemudian membaca ayat Kursi disetiap salat dan ketika hendak tidur.Dari hadist an Nasai dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jami’, no. 6464) disampaikan yang artinya, Abu Umamah al-Bahilya berkata, “Rasulullah ` bersabda, “Barangsiapa yang membaca ayat kursi setelah setiap shalat wajib, niscaya tidak ada yang menahannya masuk  melainkan kematian”.

Kemudian membaca Al-Qur’an. Sebagaimana dalam hadist riwayat At-Tirmidzi, ath-Thabrani dan dinilai shahih oleh al-Albani, yang artinya Dari Abdullah bin Mas’ud a, Nabi Muhammad Shalallalhu Alaihi Wasalam  bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka dia mendapat satu pahala kebaikan. Dan setiap satu pahala itu dilipatkan menjadi 10 kal.”

Amalan berikutnya bershalawat atas nabi, sebagaimana disebutkan dalam hadist An Nasai, yang artinya berbunyi,  “Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata; “Rasulullah  Shalallalhu Alaihi Wasalam bersabda; “Barangsiapa yang bershalawat atasku satu shalawat maka niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh shalawat, dihapuskan darinya sepuluh dosa dan diangkatkan untuknya 10 tingkatan.” (H.R. an-Nasâi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahih al-Jami’, no. 6359).

Baca Juga: Stunting Masih Tinggi, DP2KBP3A Cianjur Bentuk Tim Pendamping Kelurga

Kemudian  amalan ringan yang dapat kita lakukan namun besar pahalanya adalah membaca dzikir ketika masuk pasar. “Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash, Nabi Muhammad  Shalallalhu Alaihi Wasalam bersabda, ’Barangsiapa yang masuk pasar kemudian dia membaca, la ilâha illallâhu wahdahu la syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit wa huwa hayyun lâ yamûtu, biyadihil khair, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah seluruh kerajaan. Dan milik-Nyalah seluruh pujian, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha hidup dan tidak mati, di Tangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) maka Allah catat untuknya sejuta kebaikan, Allah hapuskan sejuta kesalahan, dan Allah angkat untuknya satu juta derajat.” (H.R. at-Tirmidzi, al-Hakim, ad-Darimi dan dinilai hasan oleh al-Albani).

Amalan lainnya, melaksanakan  shalat dua raka’at sebelum shalat shubuh. Sebagaimana diriwwayatkan aari ‘Aisyah i, Nabi Muhammad Shalallalhu Alaihi Wasalam bersabda, “Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” (H.R. Muslim).

Melakukan ataupun mengajak orang lain  untuk melakukan kebaikan, juga merupakan sebuah amalan kebajikan. Dari Abu Hurairah a, Nabi Muhammad Shalallalhu Alaihi Wasalam, bersabda: “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa yang mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan maksiat maka dia mendapat dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (H.R.Muslim).

Amalan lainnya yang dapat kita lakukan adalah beristigfar untuk kaum beriman baik laki-laki maupu perempuan. Sebagaimana dalam hadist Ath-Tahbarani dan dihasankan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jami’, no. 6026). “Barangsiapa yang meminta ampun untuk kaum beriman lelaki dan perempuan, maka niscaya Allah menuliskan baginya dengan setiap lelaki dan perempuan beriman satu kebaikan.” (H.R. Ath-Tahbarani dan dihasankan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jami’, no. 6026).

Kemudian setalah melaksanakan shalat shubuh dua rakaat di masjid melakukan dzikir  hingga terbit lalu shalat dua raka’at. Sebagaimana tertuang dalam hadis riwaya at Tirmidzi dan dinilai hasan oleh al-Albani) dikatakan bahwa  dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian tetap duduk di masjid sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat maka dia mendapat pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna.” (H.R. At-Tirmidzi dan dinilai hasan oleh al-Albani). Mudah-mudahan kita menjadi golongan yang diberikan petunjuk oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk mengamalkannya setelah kita diberi petunjuk untuk mengetahuinya. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler