Tinjauan Geo-Historis Kaulinan Tradisional Kota Bandung

- 25 November 2020, 15:00 WIB
PERMAINAN tradisional bebedilan dengan bahan bambu dan peluru dari buah-buahan atau biji-bijian mampu menciptakan anak berimajinasi dan mengasah kreatifitas.
PERMAINAN tradisional bebedilan dengan bahan bambu dan peluru dari buah-buahan atau biji-bijian mampu menciptakan anak berimajinasi dan mengasah kreatifitas. /Portal Bandung Timur/Heriyanto Retno/

Yang digunakan untuk adu tanding permainan ujungan berbagai jawara dalam rangka meredam konflik yang lebih besar antara kedua kerajaan tersebut. Tradisi adu permainan Ujungan ini berlanjut hingga periode Kerajaan Galuh - Sunda.

Baca Juga: Dalam Dua Pekan, 10 Wilayah Kecamatan Bertahan Tertinggi Kasus COVID-19 di Bandung 

Fakta yang paling meyakinkan bahwa Oedjoengbroeng adalah pusat kebudayaan tradisional tua, bersumber dari peta kuno Kerajaan Timbanganten tahun 1560 dalam bukunya Nusa Jawa Silang Budaya karya Prof. Denis Lombard.

Peta sesaat Kerajaan Pajajaran runtuh ini memuat toponomi Oedjoengbroeng yang termasuk Wilayah Medang (Wilayah otonomi khusus untuk konservasi tempat spiritual bersama).

Fakta lain bersumber Peta kuno abad ke-17 Masehi dan Peta Negorij Bandung 1726, juga meyakinkan Oedjoengbroeng adalah pusat kebudayaan tradisional tua yang sudah ada jauh sebelum Kota Bandung lahir 1810.

Baca Juga: Masih, Puluhan Warga Terjaring Operasi AKB

Peta-peta tua ini masih menunjuk letak Kampung Oedjoengbroeng berada di dekat gunung Manglayang tidak jauh dari Kampung Garung yang secara toponomi berarti meraung kesakitan. Hal ini diduga kuat sebagai jejak-jejak tempat arena permainan ujungan tersebut.

Bukan tidak mungkin permainan dogongan, seredan dan panciran juga sudah berkembang sebagai seni buhun yang diiringi alat tradisional tua yaitu dog-dog. Sampai saat ini, permainan ujungan masih digelar dalam acara Syukuran Lembur adat Pasangrahan Ujungberung.

Sejak kebijakan tanam VOC abad ke-18 Masehi, berlanjut wajib tanam kopi oleh pemerintah kolonial Bataf Perancis, diteruskan oleh kolonial Inggris 1813 dan akhirnya tanam paksa kolonial Belanda 1830, terjadi urbanisasi besar-besaran migran buruh tani dari Wilayah Cirebon yang membawa kebudayaannya ke Wilayah Oedjoengbroeng.

Baca Juga: Menjamin Ketersediaan Energi Pemerintah Menyusun Grand Strategi Energi Nasional.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x