Video Porno; Nyandu, Iseng atau Gejala Kejiwaan?

- 23 November 2020, 18:08 WIB
Salah satu adegan Festival Monolog antar Perguruan Tinggi  tingkat nasional 2019.
Salah satu adegan Festival Monolog antar Perguruan Tinggi tingkat nasional 2019. /Portal Bandung Timur/Agus Safari/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kini semua orang ribut dan heboh tentang video porno yang beredar dari handphone ke handphone, pelaku video porno itu dilakukan oleh artis bahkan anak SMP, SMA dan mahasiswa. Selalu saja yang beginian menjadi trending, seluruh masyarakat terhenyak dan penasaran mengenai video tersebut.

Di sekolah-sekolah SMP dan SMA sesekali disidak untuk memastikan bahwa siswa-siswinya menyimpan atau tidak adegan tersebut dalam handphone mereka. Seluruh lapisan masyarakat sibuk mencari untuk mengunduh adegan itu agar leluasa menonton adegan tersebut.

Alasan untuk melihat video porno tersebut beragam; mulai dari ingin tahu, penasaran, dan berbagai macam alasan lainnya. Hal ini melahirkan gejala unik tapi aneh, seluruh lapisan masyarakat menonton secara gotong royong menonton video porno itu.

Baca Juga: Analisis Hukum Mengenai Pembunuhan Manusia

Baca Juga: Analisis Hukum Dibalik Sebuah Video Porno Pribadi

Lebih aneh lagi adalah gejala saling berbagi dan mengirim via wa atau bluetooth untuk melihat secara bersama-sama meski ruang dan waktu berbeda. Alhasil saling kirim dengan berbagai media ini menjadi aktifitas lapisan masyarakat Indonesia saat ini; penasaran dan ingin tahu.

Lebih aneh dan seru lagi adalah saat setelah menonton video tersebut kemudian bereaksi dan reaksinya pun beragam; menghujat, mencekal bahkan pelakunya kalau perlu ditahan. Kita yang tak terbaya arus gotong royong menjadi ketawa dengan gejala masyarakat saat ini.

Secara iseng mitra kerja kami ditanya mengenai gejala ini, dan jawabnya: “Ngawur, ngawur! Coba bayangkan, mereka setelah menikmati, menonton dengan puas lalu bereaksi menghujat serta mengeluarkan dalil-dalil, teori-teori tentang efek terhadap generasi mudalah, tidak mendidiklah, dan bla bla bla…,” kemudian mitra kami seorang psikolog itu tertawa terbahak-bahak, menertawakan pergeseran nilai ketimuran dan norma.

Baca Juga: Sérén Taun, Penghormatan Terhadap Padi

Halaman:

Editor: Agus Safari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x