Undang Undang Pemajuan Kebudayaan dan Program Sunda Masagi

- 14 Desember 2020, 05:00 WIB
KESENIAN tradisional Angklung yang masih tetap terjaga kelestariannya di Saung Angklung merupakan salah satu kesenian yang tidak hanya memberi warna Kota Bandung tetapi juga nama Indonesia di mancanegara.
KESENIAN tradisional Angklung yang masih tetap terjaga kelestariannya di Saung Angklung merupakan salah satu kesenian yang tidak hanya memberi warna Kota Bandung tetapi juga nama Indonesia di mancanegara. /Portal Bandung Timur/Heriyanto Retno/

Baca Juga: Trebang Randu Kentir, Tarian Pengungkap Rasa Kehilangan  

Oleh karena itu, manusia memiliki kemampuan self-organizing, proactive, self-reflective, and self regulative mechanism yang menjadi penanda bahwa manusia mengolah dan menjadikan perilaku hidupnya saat ia berada di tengah-tengah manusia lainnya.

Dengan demikian Gerakan Sunda Masagi tersebut dapat dulakukan dengan melakukan satu hari penyelenggaraan pendidikan dengan menanamkan nilai-nilai Sunda. Oleh sebab selama ini dalam Rebio Nyundapeserta didik sebagian besar hanya terlibat dalam pengenaan aksesoris Sunda saja, begitu juga hanya dengan Bandung Masagi, yang lebih berorientasi pada penyelenggaraan pendidikan klasikal di ruangan.

Gerakan ini menawarkan kepadua dua program tersebut, dimana satu hari penyelenggaraan pendidikan diarahkan untuk melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan orang Sunda, bukan hanya berpakaian, permainan, menggunakan bahasa, dan pengenalan lingkungan diarahkan untuk memahami perilaku orang Suinda secara Fullday.

Baca Juga: Menjaga Kesatuan, Persatuan dan Kerukunan Perlu Kewaspadaan

Baca Juga: Tim Gugus Tugas Covid-19 Bubarkan Kerumuman Arena Lomba Burung Berkicau

Hal ini dipandang perlu agarar masyarakt Kota Bandung dapat memahami jati dirinya sebagai orang Sunda yang tidak segan lagi menggunakan hal yang berbau Sunda. Menurut Dasim Budimansyah sebagai salah satu penulis dan peneliti yang konsen terhadap pendidikan karakter dari Univerisitas pendidikan (UPI) Bandung, agar anak-anak dapat memaknai kebajikan (knowing the good) memiliki keinginan untuk melakukan kebajikan (desiring the good), dan secara nyata melakukan kebajikan tersebut (doing the good) tentunya dalam hal ini kebajikan-kebajikan yang ada dalam diri orang Sunda.

Dengan adanya gerakan ini, diharapkan budaya Sunda tetap lestari dan dapat menangkal berbagai perubahan kehidupan dalam berbagai aspek. Selain itu juga dapat menjadi pengingat dan pendorong bahwa kearifan lokal sebagai penguatan pendidikan karakter bukan hanya wacana melainkan sudatu tindakan nyata yang dapat dilakukan bukan ghanya konsepnya.***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x