Siklus; Benih, Tanam, Tuai

- 1 November 2020, 16:43 WIB
PAMERAN seni rupa 'Siklus; Benih, Tanam,Tuai' di Thee Huis Galery Taman Budaya Jawa Barat merupakan interprestasi para perupa muda Jawa Barat dalam menterjemahkan kebudayaan masa kini.***
PAMERAN seni rupa 'Siklus; Benih, Tanam,Tuai' di Thee Huis Galery Taman Budaya Jawa Barat merupakan interprestasi para perupa muda Jawa Barat dalam menterjemahkan kebudayaan masa kini.*** /Heriyanto Retno/

Pengamatan hal tersebut dilakukan Mulyana dalam kesehariannya, menjadikan figur anak-anak berperan besar dalam karyanya yang fokus pada kritik sosial dan isu alam. Melihat rangkaian peristiwa tersebut sekilas tampak seperti peristiwa linear, maka dari itu perlu keterbukaan terhadap pandangan yang lebih luas.

Salah satu siklus kehidupan yang banyak terjadi dialektika, konflik, keresahan adalah fase dewasa. Ucok VS mencoba membaca kebudayaan suburban dari segi sosial dan psikologi, mengamati aktivitas manusia dewasa pinggiran kota yang hampir setiap hari berangkat ke kota untuk bekerja, siklus yang disebabkan oleh perubahan struktur ekonomi.

Faktor ekonomi pula tak jarang membuat manusia memiliki rasa ketidaksadaran, keserakahan dan merasa benar. Hal ini bersebrangan dengan ideologi negara ini, yang dilihat dari sila pertama menegaskan bahwa masyarakat menganut kebudayaan ideasional jika dilihat dari teori Siklus Perubahan Sosio-budaya milik Pitirim A. Sorokin. Sifat “ketidaksadaran”, “keserakahan” dan “merasa benar” ini menjadi sorotan utama pada karya Jaya.

Baca Juga: Bandung Arts Festival #6, Tetap Digelar

Karya Fajar mengangkat topik yang dapat disebut tahap awal atau akhir sebuah siklus. Menjaga keseimbangan kehidupan dengan melepaskan benih baru, agar suatu hal tetap berjalan semestinya termasuk menjaga apa yang memang ada didalam bumi, termasuk keseimbangan dalam hidup bermasyarakat baik metropolitan maupun pedesaan.

Pameran Siklus; Benih, Tanam, Tuai’ dimaksudkan untuk kembali kita melihat bersama tentang apa itu siklus, khususnya siklus dalam intepretasi dan pandangan perupa yaitu siklus tumbuh (benih,tanam,tuai) yang hadir dari terjemahan budaya dan kebudayaan yang dilihat dari sudut pandang perupa, baik itu dari hal-hal kecil hingga pada tahap persoalan yang besar dan terlihat dalam keluarga atau sosial masyarakat. Selamat mengapresiasi.(Diyanto/Kurator Thee Huis Galery Taman Budaya)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah