Comring Cisompet Garut, Makanan Khas yang Mulai di Cari Karena Kerenyahannya

- 27 Juni 2023, 01:06 WIB
Comring Cisompet makanan khas setiap hari besar Islam, kini banyak dicari karena kerenyahan dan rasanya yang khas tidak kalah dengan makanan instan kemasan.
Comring Cisompet makanan khas setiap hari besar Islam, kini banyak dicari karena kerenyahan dan rasanya yang khas tidak kalah dengan makanan instan kemasan. /Portal Bandung Timur/Nadia Saraswati/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kriuk… kriuk… kriuk, bunyi itulah yang pertama kali didengar ketika memakan makanan khas Cisompet Kabupaten Garut ini. Comring biasa orang menyebutnya merupakan makanan khas asli cisompet yang memiliki tekstur garing dan gurih.

Oncom garing, itukan yang kalian pikirkan ketika mendengar kata comring tadi? Eiiits jangan salah sangka dulu ternyata penyebutan nama tersebut bukan berarti makanan ini sama dengan comring pada umumnya. Pasti penasaran dengan perbedaannya?

Bentuknya nampak sederhana pada bentuknya tetapi tidak dengan cita rasanya. Rangkaian kata yang tersusun itu agaknya pantas dijadikan deskripsi Comring Cisompet.

Baca Juga: Roti Sidodadi; Melampaui Zaman Kelezatan Tetap Terjaga

Cisompet wilayah di selatan Kabupaten Garut yang denkat dengan pesisir laut Samudera Hindia, belum banyak diketahui orang menyimpan banyak rahasia yang akhirnya mulai terungkap. Makanan khas yang dipunyai Cisompet tempat terpencil ini merupakan bukti paradigma bahwa terpencil berarti terpelosok tidaklah benar.

Pernyataan tentang dalam  hal apa  Comring Cisompet ini bisa dibedakan dengan Comring pada umumnya? Ya pada bahan baku yang digunakan.

Cisompet dengan mayoritas penduduk petani menghasilkan lebih banyak hasil bumi berjenis beras. Fakta ini yang menjadi pembeda bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Comring Cisompet dengan Comring biasanya.

Tradisional mempertahankan cita rasa merupakan argumentasi yang terus dilontarkan oleh pengolahnya. Proses pengolahan dengan mempertahankan ketradisionalan dalam pembuatannya terletak pada proses pembuatan bahan baku yaitu tepung beras.

Baca Juga: Metamorfosis  Bangkerok Makanan Khas Sunda Jadi Pizza Sunda

Halus, putih, bersih, menjadi hasil akhir dari proses ‘nutu’ yang sering dilakukan.  Nutu yang merupakan proses dimana jubleug dan halu menjadi tatanan yang harus ada pada pelaksanannya untuk menghasilkan kualitas tepung beras yang berkualitas.

Kalis adalah tekstur yang harus didapatkan setelah pencampuran tepung beras dengan berbagai bumbu dan bahan lain dari pembuatan Comring. Rasa harum yang merebak diperoleh dari daun seledri yang diiris tipis dan ditaburkan, lalu sedikit anyir dari satu butir telur untuk menambah tekstur renyah setelah proses penggorengan.

Tipis bulat adalah bentuk biasa dari bentuk Comring yang tidak dikreasikan. Pada tahapan ini mulanya juga dilakukan secara tradisional, dimana hanya menggunakan bagian bawah dari mangkuk yang ditekan oleh kedua tangan pada adonan yang telah dibuat bulat-bulat kecil.

Baca Juga: Resep Brownies Kukus Simple dengan Bahan Sederhana

Bisik-bisik gosip ibu-ibu dalam tahapan ini sering kali terjadi karena pembuatannya dilakukan oleh beberapa orang untuk mempercepat proses pencetakan.  Penggorengan yang masih menggunakan hawu alat tradisional semacam kompor membuat pembuatnya terkhusus para pemula merasakan kesusahan.

Apalagi dengan batang pohon bambu yang sering digunakan sebagai suluh atau kayu bakar yang digunakan. Membuat api susah diatur besar dan kecilnya.

Comring dengan proses tradisional pada pembuatannya yang berujung pada rasa mahal buatan tangan. Layaknya harus diapresiasi dan dipertahankan.

Baca Juga: Ingat Lengko Ayam Cigugur Pangandaran, Ingat Enin Onisah

Huru hara penggunaan tekhnologi yang berdampak pula pada proses pembuatan pangan menjadikan makanan tradisional lenyap tenggelam oleh kata dengan tekhnologi semuanya instan. “Tos seeur Comring nu nganggo alat-alat bantu anu sanes, tapi Comring nu didamel ku nyalira (tradisional) benteun raosna,”  cerita Didah seorang pengrajin Comring.

Tampil berjajar rapih dalam toples-toples bening diatas meja kayu sering didapat pada momen hari besar islam. Comring dan hari raya idul fitri sepertinya menjadi couple makanan favorite yang sering disajikan.

 Penikmat Comring yang bukan hanya masyarakat lokal menjadi salah satu alasan harus adanya pelestarian dan pengenalan produk untuk UMKM di daerah asalnya. (Nadia Saraswati)

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah