Ratu Rania, Menetang Gencatan Senjata Berarti Mendukung dan Membenarkan Kematian di Gaza

- 7 November 2023, 07:32 WIB
Anak-anak Palestina menjadi korban kekejaman Zionis Israel
Anak-anak Palestina menjadi korban kekejaman Zionis Israel /Soefriyanto

PORTAL BANDUNG TIMUR – Ratu Rania dari Yordania mendesak seruan kolektif untuk gencatan senjata di Gaza Palestina. Kini ada akronim WCNSF di Gaza atau Wounded Child with No Surviving Family.

“Harus ada seruan kolektif untuk gencatan senjata dan saya tahu beberapa orang yang menentang gencatan senjata berpendapat bahwa hal itu akan membantu Hamas. Namun, dalam argumen tersebut mereka pada dasarnya mengabaikan kematian tersebut, dan pada kenyataannya mendukung dan membenarkan kematian ribuan warga sipil. Hal ini tercela secara moral, picik dan tidak sepenuhnya rasional,” kata Ratu Rania mengomentari pernyataan penolakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terhadap gencatan senjata saat bertemu dengan pimpinan negara-negara Arab di Amman Sabtu 3 November 2023 lalu.

Ditehaskan Ratu Rania bahwa mereka yang menentang gencatan senjata berarti mendukung dan membenarkan kematian ribuan warga sipil di Gaza Palestina. “Jika (Israel) berhasil melenyapkan seluruh Hamas, akar penyebab konflik ini adalah pendudukan ilegal, pelanggaran HAM rutin, pemukiman ilegal, pengabaian resolusi PBB dan hukum internasional. Jika kita tidak mengatasi akar permasalahannya, Anda dapat membunuh pihak yang berperang, namun Anda tidak dapat membunuh penyebabnya,” kata Ratu Rania, terhadap ucapan Antony Blinken bahwa gencatan senjata di Gaza hanya akan memungkinkan lebih banyak serangan Hamas.

Baca Juga: 50 orang Sandera Tewas 60 Lainnya Hilang di Reruntuhan Akibat Serangan Drone Zionis Israel

Ratu Rania mengecam situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Gaza Palestina.“Berapa banyak lagi orang yang harus mati sebelum kesadaran global kita terbangun? Ataukah hal ini selamanya tidak aktif jika menyangkut orang-orang Palestina?” kata Ratu Rania sebagaimana dikutip dari situs berita Arab News, Selasa 7 November 2023.

Dia mencatat bahwa ada hampir 10.000 kematian di Gaza sejak perang dimulai, hampir setengah dari mereka adalah anak-anak.  “Ini bukan sekedar angka. Masing-masing dari anak-anak ini adalah segalanya bagi seseorang. Ada akronim di Gaza, W.C.N.S.F.: Wounded Child with No Surviving Family, itu adalah akronim yang seharusnya tidak pernah ada, tapi akronim itu memang ada di Gaza,” tegas Ratu Rania.

Terkaitklaim Israel bahwa warga sipil digunakan sebagai tameng manusia, Ratu Rania menekankan bahwa meskipun penggunaan tameng manusia adalah tindakan kriminal. Karena menurut hukum internasional, Israel memiliki tanggung jawab untuk menghindari kematian warga sipil.

“Sebelum menembakkan peluru apa pun, sebelum menjatuhkan bom apa pun, merupakan tanggung jawab negara untuk mempertimbangkan risiko terhadap nyawa warga sipil. Dan jika risiko tersebut tidak sebanding dengan sasaran militer, maka hal tersebut dianggap melanggar hukum,” kata Ratu Rania.

Baca Juga: JELAS Sikap PRMN terhadap Situasi di Negeri Palestina: Kami Menyebutnya Penjajah dan Genosida

Meskipun banyak dari perintah evakuasi Israel dikeluarkan secara online atau di televisi, Yang Mulia mengatakan dia tidak percaya bahwa perintah ini bermanfaat bagi warga sipil Gaza, mengingat fakta bahwa listrik di Jalur Gaza telah padam selama berminggu-minggu.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x