PORTAL BANDUNG TIMUR – Perusahaan konstruksi Korea Selatan Booyoung Group mengiming-imingi karyawan perempuan maupun laki-laki untuk memiliki momongan. Kepada karyawati maupun istri karyawan yang melahirkan seorang bayi langsung di bayar $75.000 atau setara 1,7 miliar rupiah dan untuk ibu melahirkan langsung tiga bayi plus diberi imbalan $225 ribu atau setara Rp3.5 miliar.
Tidak hanya itu saja, perusahaan Booyoung Group dalam pengumumannya yang disampaikan Sabtu 10 februari 2024, akan menyewakan rumah bagi karyawan yang melahirkan bayi kembar. Sementara bagi karyawati yang mampu melahirkan 70 anak akan diberi tunjangan $5,25 juta atau setara 81,9 miliar.
Tawaran perusahaan konstruksi Korea Selatan Booyoung Group bukan tanpa alasan. “Saya berharap kami akan diakui sebagai perusahaan yang berkontribusi dalam mendorong kelahiran dan kekhawatiran mengenai masa depan negara ini,”tegas Ketua Grup Booyoung Lee Joong-keun, dikutip Minggu 11 Februari 2024 dari situs berita mintlive.
Baca Juga: Ferdinand MarkosJr, Peristiwa Isra Miraj Memberikan Keberanian dan Optimisme Rakyat Filipina
Dikatakan Lee Joong-keun, sokongan perusahaan Korea Selatan Booyong Grup terhadap program pemerintah dikarenakan angka kelahiran yang terus mengalami penurunan. Penawaran terhadap karyawannya tersebut merupakan dukungan finansial langsung kepada karyawan untuk membantu meringankan beban yang harus ditanggung oleh negara tersebut.
Inisiatif Booyoung Group muncul pada saat negara tersebut mencatat tingkat kesuburan yang sangat rendah. Berdasarkan Statistik Korea, yang bertanggung jawab mengelola statistik nasional di Korea Selatan, negara tersebut mencatat tingkat kesuburan rata-rata sebesar 0,78 pada tahun 2022, yang terendah di dunia bila dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah bayi baru lahir menurun dari 260.600 menjadi 249.000.
Baca Juga: Sekelas Wilayah Hollywood Hills dan Beverly Hills Saja Bisa di Terjang Banjir Bandang
Angka kelahiran di Korea Selatan telah menurun sejak tahun 2015. Rata-rata angka kelahiran di negara tersebut diperkirakan akan turun menjadi 0,65 pada tahun 2025 dan 0,59 pada tahun 2026. Meskipun pihak berwenang mengantisipasi pemulihan bertahap dalam angka kelahiran menjadi 1,08 pada tahun 2072.
Namun angka ini masih jauh di bawah angka rata-rata. Ambang batas 2,1 kelahiran per perempuan diperlukan untuk stabilitas populasi tanpa adanya imigrasi. Total populasi Korea Selatan diperkirakan turun dari 51,75 juta pada tahun 2024 menjadi 36,22 juta, tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak tahun 1977.***