Bank Sampah Cinta Alam,  Kepedulian Terhadap Alam dan Lingkungan

3 Mei 2021, 01:10 WIB
Kegiatan Bank Sampah Cinta Alam di Gg. Komplek Jawa, Kp. Pondok Manggis, Kec. Bojong Gede, Kab. Bogor, mengumpulkan sampah untuk mengatasi pengolahan sampah. /Foto : muhammad iman

PORTAL BANDUNG TIMUR - Di zaman yang sudah terbilang modern ini, entah kenapa kebiasaan membuang sampah dengan sembarangan masih saja terjadi. Kerap kali kita temukan gundukan-gundukan sampah yang mencemari lingkungan kita.

Perilaku membuang sampah sembarangan biasanya menular. Maksudnya, ketika ada salah satu orang membuang sampah dengan sembarang di tanah kosong, maka hari-hari berikutnya orang lain pun akan ikut membuang sampah di tempat tersebut, hingga sampah menumpuk dan menimbulkan pemandangan dan aroma yang tidak sedap.

Orang-orang yang kerap kali membuang sampah sembarangan, baik itu yang di tanah-tanah kosong ataupun sungai, biasanya mereka tidak memikirkan bahaya yang ia timbulkan, padahal dengan membuang sampah sembarangan mereka sudah berkontribusi dalam perusakan lingkungan, baik itu lingkungan tanah maupun air.

Baca Juga: Seni Benjang, Asal Cibolerang yang Masih Tersisa Hingga Kini

Dengan masih maraknya para pelaku pembuang sampah sembarangan di tahun 2021, maka timbul juga satu pertanyaan yang begitu penting, apakah masih ada orang-orang yang peduli dengan lingkungan? Jawabannya tentu masih ada, peduli terhadap lingkungan itu bentuknya bermacam-macam.

Yang paling mudah dan senantiasa diedukasikan khususnya ke anak kecil ialah untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat. Dengan edukasi yang terus menerus baik dari guru maupun orang tua, maka anak akan menanamkan mind set di dalam otaknya untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Selanjutnya, bentuk kepedulian terhadap lingkungan selain tidak membuang sampah di sembarang tempat adalah dengan senantiasa membersihkan lingkungan sekitar. Baik secara individu maupun berkelompok.

Selain dua hal yang telah disebutkan diatas, sebenarnya masih banyak hal-hal yang bisa dikatakan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Salah satunya, kegiatan Bank Sampah, dengan melihat contoh nyatanya pada kegiatan Bank Sampah Cinta Alam yang ada di Kampung Pondok Manggis, Kec. Bojong Gede, Kab. Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Telusuri Pesona Curug Halimun, Saguling Bandung  Barat

Bank Sampah Cinta Alam atau yang biasa disebut dengan BS Cilam, terletak di Gang Komplek Jawa, Kampung Pondok Manggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Dibuatnya Bank Sampah Cilam ini tidak lain dan tidak bukan dikarenakan lingkungan sekitar tempat yang nantinya menjadi Bank Sampah Cilam dipenuhi oleh sampah yang berserakan.

Maka dari itu, dengan niat menanggulangi sampah-sampah yang berserakan tersebut, Sri Lestari mempunyai gagasan untuk membuat sebuah Bank Sampah yang terealisasikan pada tahun 2017. Dengan niat menanggulangi atau mengurangi sampah, Sri Lestari mencoba untuk menjadi penampung sampah-sampah anorganik yang biasa dibuang dengan sembarangan oleh para warga.

Warga yang menyerahkan sampahnya di Bank Sampah Cilam ini, akan mendapatkan bayaran atau dengan kata lain para warga bisa menjual sampahnya di Bank Sampah ini. Tentu saja tidak semua sampah bisa dijual, sampah-sampah yang bisa dijual antara lain seperti, plastik bening, kertas karton, kertas kardus, kaleng bekas minuman, botol maupun gelas plastik bekas minuman, dan botol beling maupun hanya sekedar pecahan-pecahannya.

Masing-masing sampah tersebut dijual dengan harga yang berbeda-beda.  Lalu, untuk mengurangi sampah-sampah yang organik, Sri Lestari secara perlahan-lahan mengedukasikan kepada warga sekitar untuk membuat biopori.

Kegiatan jual beli sampah anorganik tersebut menjadi kegiatan pokok dari Bank Sampah Cilam dan kegiatan tersebut diadakan setiap seminggu sekali. Namun di kala pandemi Covid-19, kegiatan Bank Sampah Cilam tersebut dilakukan setiap dua minggu sekali.

Baca Juga: THR Sudah Bisa Dicairkan, Perbup Parsial Penjabaran APBD Ditandatangani, Bupati Dadang Supriatna

Selain kegiatan tersebut, ada pula kegiatan-kegiatan yang lain seperti, rumah pembibitan dan pembuatan prakarya dari sampah. “Sampai saat ini ada rumah pembibitan, itu juga pengembangan dari ramah lingkungan sebenarnya ya, jadi setelah lingkungan kita bersih lingkungan juga harus ramah, ramah artinya bersinergi dengan manusia itu sendiri yaitu kita membuat rumah bibit yang tujuannya itu mengolah lahan-lahan yang tidak terpakai untuk dijadikan rumah bibit atau dijadikan lahan untuk dimanfaatkan hasilnya oleh warga itu sendiri,” terang Sri Lestari 

Selain itu, menurut Sri Lestari, mereka juga pernah membuat tikar dan tas dari bahan-bahan sampah yang terjual seperti dari limbah kemasan sabun atau limbah kemasan kopi yang sangat banyak di masyarakat. “Karena tidak bisa lagi tertampung akhirnya kita bikin sebangsa tikar maupun tas gitu, dan masih banyak lagi yang bisa kami bikin, contohnya lagi seperti keset yang kami buat dari limbah baju-baju bekas” tutur Sri Lestari.

Hingga saat ini jumlah anggota dari Bank Sampah Cilam ini berjumlah 6 orang. Untuk prestasi, Sri Lestari  sendiri mengakui bahwa Bank Sampah Cinta Alam belum mempunyai prestasi mempuni dikarenakan masih banyak sekali kendala-kendalanya.

Akan tetapi Sri Lestari melanjutkan bahwasannya mereka sudah resmi diakui oleh Kelurahan bahwa kami banyak menolong masyarakat untuk mengatasi masalah sampah dan berperan dalam kebaikan atau sinergi lingkungan.

Baca Juga: Aksi Buruh May Day 1 Mei sebagai Ajang Sampaikan Aspirasi

Kurang lebih empat tahun sudah Bank Sampah Cilam hadir di tengah-tengah masyarakat Kp. Pondok Manggis. Untuk harapan ke depannya Sri Lestarisebagai pendiri Bank Sampah Cinta Alam, memiliki keinginan yang tak lain dan tak bukan adalah niat awal beliau mendirikan Bank Sampah, yaitu, mengurangi sampah.

Namun ia berharap bahwa kontribusinya kelak bisa mengurangi sampah berskala nasional. Karena hingga saat ini, Bank Sampah Cinta Alam baru bisa mengatasi dan mengurangi sampah di skala RW.

Harapan beliau yang lain ialah, agar masyarakat bisa melakukan atau mengamalkan apa yang telah diedukasikan oleh Bank Sampah Cinta Alam, seperti mengurangi sampah-sampah anorganik dengan cara menjual sampah tersebut di Bank Sampah Cinta Alam dan menanggulangi sampah organik dengan membuat biopori dan pupuk cair.

Harapan terakhir beliau mengenai Bank Sampah ialah, beliau mengharapkan adanya bantuan-bantuan dari pihak luar yang berbentuk ilmu guna mengembangkan kegiatan Bank Sampah Cinta Alam, sehingga menjadi lebih baik dan lebih berguna untuk masyarakat. (aldo muhammad iman)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler