Bank Sampah Cinta Alam,  Kepedulian Terhadap Alam dan Lingkungan

- 3 Mei 2021, 01:10 WIB
Kegiatan Bank Sampah Cinta Alam di Gg. Komplek Jawa, Kp. Pondok Manggis, Kec. Bojong Gede, Kab. Bogor, mengumpulkan sampah untuk mengatasi pengolahan sampah.
Kegiatan Bank Sampah Cinta Alam di Gg. Komplek Jawa, Kp. Pondok Manggis, Kec. Bojong Gede, Kab. Bogor, mengumpulkan sampah untuk mengatasi pengolahan sampah. /Foto : muhammad iman

Maka dari itu, dengan niat menanggulangi sampah-sampah yang berserakan tersebut, Sri Lestari mempunyai gagasan untuk membuat sebuah Bank Sampah yang terealisasikan pada tahun 2017. Dengan niat menanggulangi atau mengurangi sampah, Sri Lestari mencoba untuk menjadi penampung sampah-sampah anorganik yang biasa dibuang dengan sembarangan oleh para warga.

Warga yang menyerahkan sampahnya di Bank Sampah Cilam ini, akan mendapatkan bayaran atau dengan kata lain para warga bisa menjual sampahnya di Bank Sampah ini. Tentu saja tidak semua sampah bisa dijual, sampah-sampah yang bisa dijual antara lain seperti, plastik bening, kertas karton, kertas kardus, kaleng bekas minuman, botol maupun gelas plastik bekas minuman, dan botol beling maupun hanya sekedar pecahan-pecahannya.

Masing-masing sampah tersebut dijual dengan harga yang berbeda-beda.  Lalu, untuk mengurangi sampah-sampah yang organik, Sri Lestari secara perlahan-lahan mengedukasikan kepada warga sekitar untuk membuat biopori.

Kegiatan jual beli sampah anorganik tersebut menjadi kegiatan pokok dari Bank Sampah Cilam dan kegiatan tersebut diadakan setiap seminggu sekali. Namun di kala pandemi Covid-19, kegiatan Bank Sampah Cilam tersebut dilakukan setiap dua minggu sekali.

Baca Juga: THR Sudah Bisa Dicairkan, Perbup Parsial Penjabaran APBD Ditandatangani, Bupati Dadang Supriatna

Selain kegiatan tersebut, ada pula kegiatan-kegiatan yang lain seperti, rumah pembibitan dan pembuatan prakarya dari sampah. “Sampai saat ini ada rumah pembibitan, itu juga pengembangan dari ramah lingkungan sebenarnya ya, jadi setelah lingkungan kita bersih lingkungan juga harus ramah, ramah artinya bersinergi dengan manusia itu sendiri yaitu kita membuat rumah bibit yang tujuannya itu mengolah lahan-lahan yang tidak terpakai untuk dijadikan rumah bibit atau dijadikan lahan untuk dimanfaatkan hasilnya oleh warga itu sendiri,” terang Sri Lestari 

Selain itu, menurut Sri Lestari, mereka juga pernah membuat tikar dan tas dari bahan-bahan sampah yang terjual seperti dari limbah kemasan sabun atau limbah kemasan kopi yang sangat banyak di masyarakat. “Karena tidak bisa lagi tertampung akhirnya kita bikin sebangsa tikar maupun tas gitu, dan masih banyak lagi yang bisa kami bikin, contohnya lagi seperti keset yang kami buat dari limbah baju-baju bekas” tutur Sri Lestari.

Hingga saat ini jumlah anggota dari Bank Sampah Cilam ini berjumlah 6 orang. Untuk prestasi, Sri Lestari  sendiri mengakui bahwa Bank Sampah Cinta Alam belum mempunyai prestasi mempuni dikarenakan masih banyak sekali kendala-kendalanya.

Akan tetapi Sri Lestari melanjutkan bahwasannya mereka sudah resmi diakui oleh Kelurahan bahwa kami banyak menolong masyarakat untuk mengatasi masalah sampah dan berperan dalam kebaikan atau sinergi lingkungan.

Baca Juga: Aksi Buruh May Day 1 Mei sebagai Ajang Sampaikan Aspirasi

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah