Ini Adab Bertetangga Menurut Imam Al Ghazali yang Saat Ini Sering Dilewatkan

- 13 November 2022, 09:53 WIB
Ilustrasi berterangga. Manusia sebagai mahluk sosial, Islam memerintahkan untuk menjaga habluminanas.
Ilustrasi berterangga. Manusia sebagai mahluk sosial, Islam memerintahkan untuk menjaga habluminanas. /Pixabay/public domain/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Berita tentang penyekapan pembantu rumah tangga disertai penganiayaan oleh pasangan suami istri Yulio Kristian (29) dan Loura Francilia (29), di Perumahan Bukit Permata Blok G1 RT 04 RW 22 Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat telah menyita begitu banyak perhatian.

Demikian pula halnya dengan peristiwa kematian meninggalnya pasangan suami istri Rudyanto Gunawan (71) dan Margaretha Gunawan (58) serta putrinya Dian (42), dan Budyanto Gunawan (69) kakak dari Margaretha di perumahan Citra Garden Satu Extension, RT. 07 RW. 15 blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat.

Aksi pasutri Yulio Kristian dan Loura Francilia, baru terbongkar pada Sabtu 29 Oktober 2022 lalu oleh tetangga dan pengurus warga sekitar. Padahal Rohimah (29) yang sudah bekerja selama 5 bulan mulai mendapatkan perlakuan kasar dari majikannya sejak 3 bulan lalu.

Baca Juga: Minat Jadi Pejabat di Kemenag, Baca Ini Ada 9 Posisi Kosong

Hal serupa juga dialami pasangan suami istri Rudyanto Gunawan (71) dan Margaretha Gunawan (58) serta putrinya Dian (42), dan Budyanto Gunawan (69) kakak dari Margaretha, baru diketahui warga setelah mencium bau busuk pada Kamis 10 November 2022 baru lalu. Padahal berdasarkan hasil forensik keempatnya telah meninggal sejak 3 minggu lalu.

“Dua peristiwa ini menunjukan bahwa interaksi sosial ataupun habluminannas mulai renggang dan boleh jadi tidak ada sama sekali. Ada sejumlah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sabda Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam tentang adab bertetangga atau berinteraksi sosial ataupun habluminannas,”  ujar Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung dalam khutbahnya.

Dalam surah An Nisa ayat ke 36 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, yang artinya, “Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.”

Baca Juga: Ini Alasan FA Lakukan Penusukan Terhadap Temannya di Gading Tutuka

Kemudian sabda Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan Imam Al Bukhari. Disebutkan, “Jibril senantiasa bewasiat kepadaku agar memuliakan (berbuat baik) kepada tetangga, sampai-sampai aku mengira seseorang akan menjadi ahli waris tetangganya”

Bahwasannya tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita. “Imam Al Ghazali dalam ajarannya menyebutkan setidaknya ada dua belas adab bertetangga,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

"Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya, memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya,” ujar Ustad Didi Saefulloh mengutip ajaran Imam Al-Ghazali.

Baca Juga: Dua Peristiwa Gempa Bumi Tektonik Dangkal Guncang Pesisir Selatan Jawa Barat, Tidak BerpotensiTsunami

Kiranya ajaran dari Imam Al Ghazali tentang kedua belas adab bertetangga tersebut dapat diuraikan,  dimana kita harus mendahului menyampaikan salam. “Pihak yang mendahului mengucapkan salam secara akhlak lebih baik dan karenanya mendapatkan kebaikan yang lebih banyak,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Kemudian adab kedua, tidak lama-lama berbicara. “Hal ini tentunya ntuk kebaikan, karena berbicara dalam waktu lama biasanya akan mengarah ke perbuatan ghibah dan bergunjing hingga dapat menimbulkan fitnah,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Kemudian adab ke tiga, tidak banyak bertanya mengetahui urusan orang lain atau tetangga. “Tidak semua orang suka akan ditanya, dan tidak semua orang suka urusannya diketahui orang lain apalagi yang bersifat pribadi,” jelas Ustad Didi Saefulloh tentang adab bertetangga tidak banyak bertanya.

Kemudian adab menjenguk yang sakit. “Ketika tetangga mengalami sakit, kita yang sehat menurut Islam berkewajibana untuk menjenguk tanpa memandang status sosial pihak yang sakit,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Baca Juga: Sabu Jaringan Internasional Narcotics Kitchen Lab Iranian di Ungkap Bareskrim Polri

Sedangkan adab ke lima adalah menyampaikan berbela sungkawa kepada tetangga yang tertimpa musibah. Melakukan takziah kepada tetangga yang sedang mendapat musibah dengan menunjukkan rasa duka dan mendoakan kebaikan merupakan kewajiban sebagai umat Muslim.

Kemudian, adab bertetangga menunjukan kegembiraan saat tetangga mendapatkan kegembiraan. “Hal yang sangat dianjurkan bilamana mendapatkan tetangga yang tengah bergembira kita sampaikan selamat, bukan sebaliknya menunjukan rasa iri yang sangat dilarang oleh agama Islam,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Adab bertetangga lainnya adalah, menyampaikan ucapan dengan lemah lembut. “Islam mengajarkan bahwa kita dalam bertetangga harus menyampaikan ucapat lemah lembut terutama pada anak-anak dan juga pembantu yang merupakan kelompok orang-orang lemah secara sosial, janganlah berkata kasar kepada mereka, apalagi sampai menyakiti hatinya,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Kemudian adab berterangga lainnya adalah menyampaikan perintaan maaf dan mudah memberikan maaf pada tetangga. “Meminta maaf lebihdulu dan memaafkan kesalahan orang lebih utama dan lebih besar pahalanya dibandingkan dengan orang pendendam yang tidak mau maaf memaafkan,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Baca Juga: Kota Bandung Sepanjang Pagi hingga Siang Berawan, Siang Jelang Sore hingga Malam Hujan

Adab bertetangga selanjutnya berdasarkan ajaran Imam Al Ghazali, adalah menyampaikan perkataan teguran kepada tetangga bila terjadi kesalahan. Berucap dengan baik saat menegur akan menghindari kesalahfahaman hingga dapat menciptakan permusuhan. “Islam sangat membenci permusuhan, apalagi diantara saudara dan tetangga terdekat,” tambah Ustad Didi Saefulloh.

Adab bertertangga lainnya adalah tidak memandang wajah istri atau suami tetangga. Islam melarang perbuatan zinah mata, dan tentunya hal ini tiada lain untuk menghindari fitnah, atau timbulnya godaan-godaan yang bersumber dari setan. 

Adab berterangga selanjutnya adalah memberikan dan menawarkan pertolongan bila tetangga sedang mendapatkan musibah. “Sangat besar pahala seorang Muslim yang memberikan pertolongan saat melihat sesama umat mendapatkan musibah, apalagi yang membutuhkan pertolongan adalah orang terdekat,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

“Kemudian adab bertetanggan sebagaimana dalam ajaran Imam Al Ghazali adalah tidak memandang berlama-lama terhadap pembantu perempuan tetangga. Banyak hal negatif bermula dari pandangan mata, hindari perbuatan memandang pembantu perempuan, karena dia dalam posisi yang lemah rentan terhadap kekerasan oleh orang-orang di sekitarnya, dan hal ini yang sering terjadi,” pungkas Ustad Didi Saefulloh. (heryanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah