Masih Pertengahan Bulan Syaban, Bersihkan Hati dari Berbagai Penyakit Hati

- 25 Februari 2024, 10:15 WIB
Ilustrasi perenungan. Bulan Syabn masih 16 hari lagi, merupakan waktu yang tepat untuk merenung, memperbaiki membersihkan penyakit hati.
Ilustrasi perenungan. Bulan Syabn masih 16 hari lagi, merupakan waktu yang tepat untuk merenung, memperbaiki membersihkan penyakit hati. /Tangkapanlayar Instagram @makkah_madina/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Dalam tausyiahnya, Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung mengajak jamaah untuk merenungi salah satu hadist riwayat Imam Muslim. Hadist tersebut, diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sulaiman bin Yasar, ia berkata; “Ketika majelis Abu Hurairah usai dan orang-orang pergi meninggalkan majelis, maka Natil–seorang penduduk Syam–berkata kepada Abu Hurairah, Wahai guru, sampaikanlah kepada kami sebuah hadits yang telah engkau dengar dari Rasulullahhalallahu allaihi wassalam.

Abu Hurairah berkata; Ya, aku telah mendengar Rasulullah bersabda; Orang yang pertama kali diberikan keputusan kepadanya di hari kiamat adalah orang yang tewas di medan peperangan. Ia pun didatangkan dan diingatkan tentang nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya di dunia maka dia pun mengingatnya.

Dikatakan kepadanya; Apa yang engkau lakukan terhadap nikmat-nikmat tersebut? Dia pun menjawab: aku berperang di jalan-Mu hingga mati syahid. Maka dikatakan kepadanya: Engkau telah berdusta, engkau berperang untuk dikatakan sebagai pemberani dan itu sudah dikatakan.

Baca Juga: Doa Pertengahan Bulan Syaban

Kemudian diperintahkan agar orang tersebut diseret dengan posisi muka di bawah hingga dilempar ke neraka. Begitu juga seorang hamba yang telah mempelajari ilmu agama, mengajarkannya dan rajin membaca Al Quran, maka didatangkan dan diberitahukan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya, maka ia pun mengingatnya.

Ditanyakan kepadanya: Apakah yang engkau lakukan terhadap nikmat-nikmat tersebut? Ia menjawab: Aku mempelajari ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Quran karena-Mu ya Allah. Dikatakan kepadanya: Engkau berdusta, kenyataannya engkau mempelajari ilmu agar dikatakan sebagai ulama, engkau membaca Al Quran agar engkau dikatakan pandai membaca Al Quran dan ini telah dikatakan.

Kemudian diperintahkan agar orang itu diseret dengan posisi muka di bawah sehingga dilempar ke neraka. Begitu juga seseorang  yang Allah lapangkan rezekinya dan Allah berikan kepadanya seluruh jenis harta, maka ia didatangkan, diingatkan tentang nikmat-nikmatnya, maka ia pun mengingatnya. Dikatakan kepadanya: Apa yang engkau lakukan terhadap nikmat-nikmat tersebut? Ia pun menjawab: Aku tidak meninggalkan jalan infak yang Engkau anjurkan kecuali aku infaqkan hartaku untuk meraih ridla-Mu ya Allah.

Baca Juga: Ini yang Diperintahkan Rasulullah Shalallahu Allaihi Wassalam saat Malam Nisfu Syaban

Lalu  dikatakan kepadanya: Engkau berdusta, engkau lakukan ini agar dikatakan sebagai dermawan dan itu telah dikatakan. Kemudian diperintahkan agar orang itu diseret dengan posisi muka di bawah sehingga dilemparkan di neraka.

“Jika melakukan sholat, maka kita lakukan karena Allah. Jika bersedekah, maka bersedekah karena Allah. Jika memperindah akhlak, lakukan itu karena Allah. Jika kita belajar ilmu agama, maka juga karena Allah. Jika mengajarkan ilmu agama, maka mengajar karena Allah. Jika menaati Allah, maka kita taat karena semata-mata ingin meraih ridla-Nya. Jika kita melakukan itu semua bukan karena Allah melainkan karena tujuan lain, maka sia-sialah umur dan alangkah ruginya waktu kita,” kata Ustad Didi Saefulloh.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x