DBD Masih Tinggi, Hingga Minggu ke-49 terjadi 95 ribu Kasus DBD di 34 Provinsi

- 4 Desember 2020, 12:30 WIB
Ilustrasi gigitan nyamuk.
Ilustrasi gigitan nyamuk. /Pixabay/mika mamy/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kementerian Kesehatan melaporkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di 472 kabupaten/kota 34 Provinsi masih tinggi. Masih ditemukan kasus kematian akibat DBD terjadi di 219 kabupaten/kota.

Sebagaimana dilansir kemkes.go.id, Jumat 4 Desember 2020, kasus DBD sampai Minggu ke-49 tercatat sebanyak 95.893. Sementara jumlah kematian akibat DBD sampai Minggu ke 49 sebanyak 661 orang.

Terkait dengan kasus DBD di sejumlah wilayah Indonesia, Kemenkes mencatat ada 51 penambahan kasus DBD dan 1 penambahan kematian akibat DBD. Sebanyak 73,35% atau 377 kabupaten/kota sudah mencapai Incident Rate (IR) kurang dari 49/100.000 penduduk.

Baca Juga: SKB Cuti Bersama 2020 Direvisi

Baca Juga: 93 Peserta Nusantara Sehat Siap Mengabdi di Tengah Pandemi

Proporsi DBD Per Golongan Umur antara lain < 1 tahun sebanyak 3,13 %, 1 4 tahun: 14,88 %, 5 14 tahun 33,97 %, 15 44 tahun 37,45 %, > 44 tahun 11,57 %.

Adapun proporsi Kematian DBD Per Golongan Umur antara lain < 1 tahun, 10,32 %, 1 4 tahun 28,57 %, 5 14 tahun 34,13 %, 15 44 tahun : 15,87 %. > 44 tahun 11,11 %.

Saat ini terdapat 5 Kabupaten/Kota dengan kasus DBD tertinggi, yakni Buleleng 3.313 orang, Badung 2.547 orang, Kota Bandung 2.363, Sikka 1.786, Gianyar 1.717.

Baca Juga: Aksi Kemenkominfo Bantu Korban Erupsi Gunung Api Ile Lewotolok

Baca Juga: Menkominfo Prioritaskan Akses Internet Untuk di Puskesmas dan Rumah Sakit

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan Didi Budijanto mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. “M pertama adalah Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya,” ujar Didi Budijanto.

Dinding bak maupun penampungan air menurut Didi Budijant, harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.

Sementara M selanjutnya Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Baca Juga: KPK Tahan Tersangka Suap Pengadaan BAKAMLA 2016

Baca Juga: Ketentuan Ibadah Natal di Masa Pandemi

Dan M ketiga adalah Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang). “Disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah,” jelas Didi Budijanto.

Plus-nya menurut Didi Budijanto, adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, dan gotong royong membersihkan lingkungan. ''Hal tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan, terus menerus, dan tepat sasaran,'' ujar Didi Budijanto.

Di Indonesia DBD menyerang laki-laki sebanyak 53,11% dan perempuan sebanyak 46,89%. ''Kita harus waspadai tanda dan gejala DBD. Segera lapor ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat bila curiga DBD,'' ujar Didi Budijanto.

Baca Juga: BNPB Minta Antisipasi Mitigasi Erupsi Gunung Merapi Fenomena La Nina

Baca Juga: Ili Lewotolok Erupsi, Kembali Keluarkan Kolom Abu Setinggi 700 Meter

Pemerintah juga telah mengupayakan pengendalian DBD dengan melaksanakan gerakan 1 rumah 1 jumantik di 131 kabupaten/kota, 7.454 koordinator Jumantik, 5.620 supervisor jumantik,dan 1.109 kader jumantik pelabuhan. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: Kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah