Rafi salah seorang danru keamanan dari Paguyuban Pasar Sehat Cileunyi, yang tidak ada kaitannya dengan persoalan atau pengelolaan sampah pasar. "Dampak dari penumpukan sampah ini, iuran keamanan sebesar Rp 2000/hari juga sudah dihentikan sejak 20 Januari lalu," katanya.
Menurutnya, dari pungutan iuran sebesar itu untuk keamanan di lingkungan pasar, bisa mewujudkan pengadaan air dan musola. Sedangkan pengelolaan sampah, kata Rafi, ada pada kewenangan pihak lain. Menurutnya, untuk pengelolaan sampah pasar itu, ada pungutan restribusi dari para pedagang pasar pada setiap harinya.
"Tapi sampah sudah lama dibiarkan menumpuk. Minimal, satu hari satu truk saja diangkut sampah ini ke TPA sudah bisa mengurangi tumpukan sampah," tutur Rafi.
Baca Juga: Hujan Deras dan Angin Kencang terjadi di Bandung dan Bogor
Karena ini tak ada pengangkutan sampah, ia mengungkapkan, para pedagang juga banyak yang mengeluhkan karena bau sampah. Tumpukan sampah itu menganggu sejumlah kios yang masih aktif, bahkan ada di antara kios yang tutup karena terkendala tumpukan sampah persis di depan kios.
"Pos Paguyuban Pasar Sehat Cileunyi juga dekat ke tumpukan sampah," katanya.
Sejumlah warga yang ada di pasar tersebut berharap ada penanganan sampah yang terus menumpuk di dua titik di kawasan Pasar Sehat Cileunyi. Supaya tidak menimbulkan bau menyengat dan polusi udara. Di lokasi tumpukan sampah itu banyak dihinggapi lalat dan tikus. (neni mardiana)***