Gerdal OPT di Gelar di Rancakasumba Tangkap Puluhan Tikus

- 14 Juli 2022, 22:10 WIB
Petugas menunjukan hama tikus pada saat dilakukan  Gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan di Kampung Babakan Sawah Desa Rancakasumba Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung .
Petugas menunjukan hama tikus pada saat dilakukan Gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan di Kampung Babakan Sawah Desa Rancakasumba Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung . /Humas Dinas Pertanian Kabupaten Bandung/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Bandung bersama kelompok tani di Kampung Babakan Sawah Desa Rancakasumba Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung berburu hama tanaman.

Gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sepanjang Kamis 14 Juli 2022 menangkap puluhan tikus dengan menggunakan sejumlah metode dan cara.

"Gerakan pengendalian hama tikus ini dalam upaya menyelamatKabuukan produksi padi dari serangan hama tikus yang mengancam tanaman padi di Desa Rancakasumba tersebut," kata Koordinator POPT Kabupaten Bandung Aang Sudrajat kepada Portal Bandung Timur di sela-sela melaksanakan gerakan pengendalian hama tikus.

Baca Juga: Kapolresta Kusworo Dampingi Langsung Aksi SPN di PN Baleendah

Aang mengatakan, gerakan pengendalian (gerdal) hama tikus ini dengan cara pengumpanan yang diletakkan di sekitar lokasi yang ada ancaman potensi serangan hama tikus.

"Umpan yang digunakan untuk pengendalian hama tikus di Blok Babakan Sawah Desa Rancakasumba sesuai dengan umur tanaman fase vegetatif berumur 1 - 30 HST yaitu rodentisida racun antikoagulan berbahan aktif Brodifakum 0,005 % merupakan jenis racun apabila dimakan tikus bisa mati keracunan," kata Aang.

Gerakan pengendalian OPT pada lahan pertanian menurut Aang, sebaiknya dilakukan bersama-sama atau geropyokan dalam satu hamparan. "Seperti pengendalian hama tikus sejak pasca panen pada saat pengolahan lahan atau sebelumnya dilakukan pembongkaran lubang aktif tikus pada pematang sawah secara bersamaan supaya bisa menekan populasi tikus saat petani melakukan persemaian juga pada saat tanam," ujar Aang.

Baca Juga: Buka Sampai Akhir Agustus 2022, Ini Lokasi Vaksinasi Booster di Kota Bandung

Sebaiknya menurut Aang, pengendalian hama tersebut jangan cuma dilakukan satu kali tapi harus terus menerus selama tanaman itu ada. Petani berkoordinasi dengan petugas POPT setempat agar mendapatkan arahan atau pembinaan dalam melakukan pengendalian hama penyakit tanaman baik tikus ataupun hama penyakit lainnya.

"Minimal dengan pola pemberantasan hama tikus itu dapat mengurangi populasi hama tikus, yang selama ini menjadi ancaman bagi tanaman padi tersebut," tutur Aang.

Selain dengan cara pembongkaran lubang aktif hama tikus pada pematang sawah, bantaran irigasi bisa juga dengan cara pengumpanan. Akan tetapi dengan pengumpanan harus diperhatikan umur tanaman harus pada fase vegetatif umur 1 hingga 30 Hari Setelah Tanam (HST) agar lebih efektif umpannya di makan tikus.

Baca Juga: Cari Barang Bukti Polisi Geledah Rumah Nyai Niki

"Kalau umur tanaman sudah fase generatif pengumpanan tidak efektif lagi karena wangi khas padi yang mulai produktif lebih menarik deripada umpan. Pada fase generatif pengemposan menggunakan belerang yang dibakar asapnya masuk ke lubang persembunyian tikus akan lebih efektif karena asapnya bisa meracuni tikus dan membuat buta penglihatan tiikus yang akhirnya mati," terang Aang.

Dengan pengemposan menurut Aang, tikus dapat dikendalikan lebih banyak lagi dibandingkan dengan pengumpanan. Setiap selesai gerakan pengendallian baik bersama petugas POPT atau secara mandiri petani dan kelompok tani harus selalu dilakukan pengamatan dan evaluasi setiap hari untuk mengetahui perkembangan serta hasil dari pengendalian tersebut.

Untuk itu, Aang menghimbau kepada para petani untuk selalu memperhatikan sanitasi lingkungan. Di antaranya, kebersihan pematang sawah maupun bantaran irigasi dari tumbuhan rumput atau semak belukar dan sampah.

"Kalau lingkungan kotor sangat potensi dijadikan tempat bersarang hama tikus, selain kebersihan lingkungan juga pengairan harus di atur tidak selalu digenangi air pada lahan sawah, karena hama tikus lebih suka lahan yang berair," terang Aang.

Diingatkan Aang, petugas POPT untuk selalu mengarahkan petani untuk bercocok tanam padi dengan sistem Jarwo atau jajar legowo karena dengan sistem jarwo cahaya matahari bisa masuk ke bawah atau tepatnya bagian bawah rumpun padi tidak gelap atau tidak terlalu rimbun, karena tikus lebih suka gelap daripada terang. (neni mardiana)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah