AKB dan AKI Masih Tinggi di Kota Bandung, Masalahnya Ini

- 29 September 2021, 07:30 WIB
Ibu dan anak melintas dipematang sawah yang masih tersisa di Kecamatan Arcamanik Kota Bandung. Anka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu di Kota Bandung masih relatif tinggi.
Ibu dan anak melintas dipematang sawah yang masih tersisa di Kecamatan Arcamanik Kota Bandung. Anka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu di Kota Bandung masih relatif tinggi. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Angka kematian ibu dan bayi di Kota Bandung masih relatif tinggi.  Diperlukan strategi khusus untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi.

"Kesehatan ini adalah pondasi dan jadi salah satu tolak ukur yaitu keselamatan ibu hamil dan bayi. Namun hingga saat ini angka kematian bayi (AKB) maupun angka kematian ibu (AKI) di Kota Bandung angkanya masih relatif tinggi, saya lihat AKB lebih besar datanya dari pada AKI," ujar Sekretaris Bandung Ema Sumarna pada Rapat Koordinasi Tim Penyelamat Ibu dan Anak di Harris Hotel Festival Citylink.

Disampaikan Ema Sumarna, dalam menangani permasalahan AKB dan AKI tersebut adalah  mengoptimalisasi peran Posyandu. “Karena, Posyandu merupakan garda terdepan yang paling dekat dengan masyarakat,” tegas Ema Sumarna.

Sementara Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan bahwa faktor sosial budaya menjadi salah satu permasalahan mendasar yang menyebabkan kematian ibu dan bayi. "Adanya keterlambatan dan perlu adanya penanganan terpadu dari semua pihak," terang Anhar Hadian.

Baca Juga: Makin Panas! Siapakah yang Lebih Unggul di Antara Tokopedia dan Shopee? 

Dikatakan Anhar Hadian, melalui tagline Bandung Salamina  yang merupakan singkatan dari 'Bandung Selamatkan Nyawa Ibu dan Bayi', Dinkes berkolaborasi dengan Jhpiego. Kolaborasi dengan Jhpiego organisasi nirlaba internasional yang bergerak meningkatkan kesehatan wanita dan keluarga untuk menghimpun dan membentuk tim penyelamat ibu dan bayi.

Sementara Kepala DPPKB Kota Bandung, Andri Darusman menambahkan bahwa untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi harus dimulai dari hulu. Yakni mengedukasi mulai dari calon pengantin, dan ibu hamil.

"Ada yang namanya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mulai dia hamil sampai bayi berusia 2 tahun. Kita edukasi agar dari 0-1000 hari, ibu menjaga asupan gizi bayi," terang Andri Darusman.

Baca Juga: Liga Champions, Liverpool Terlalu Superior Bagi FC Porto

Setelah itu menurut Andri Darusman, mulai bayi lahir sampai dia usia 2 tahun dianjurkan pakai ASI untuk mencegah terjadinya stunting. “Anjuran ini terus kita suarakan setiap saat," ujar Andri Darusman.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah