Genjring Akrobat; Seni Atraksi Mengangkat Motor Dengan Kaki

- 23 November 2020, 11:30 WIB
Penulis uji nyali di grup Genjring Putri Kuda Kecil, Kabupaten Cirebon.
Penulis uji nyali di grup Genjring Putri Kuda Kecil, Kabupaten Cirebon. /Portal Bandung Timur/Heriyanto Retno/Agus Safari/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Namanya saja Genjring Akrobat, pasti banyak atraksinya. Kesenian ini asal muasalnya dari seni Rudat yang tumbuh di surau-surau dimainkan para santri sebagai upaya penyebaran Islam di wilayah Cirebon sekitarnya.

Seni Pertunjukan yang mengandalkan keseimbangan tubuh, kekuatan dan ketangkasan lalu diiringi dengan musik genjring. Kemunculan seni Genjring Akrobat pada 1940 menurut sejarahnya menggunakan alat musik pukul yang bahannya dari kayu dan kulit, mirip alat musik rebana atau gembyung.

Perkembangan selanjutnya agar penonton tidak bosan maka ditambahkan alat musik lain, yaitu gitar, kendang, gong, bedug dan lainya, hingga alunan irama musik pun menjadi beragam, selain irama Rudat juga dangdutan.

Baca Juga: Industri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Harus Kantongi Sertifikasi CHSE

Baca Juga: Menparekraf Dorong Quality Tourism

Baca Juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Kemenparekraf Gelar Anugerah BBI 2020

Menyaksikan seni pertunjukan Genring Akrobat kita akan teringatkan sebuah pertunjukan sirkus dengan segala ketangkasannya.

Begitu pula dengan seni genjring, kita akan menyaksikan ketangkasan dengan kekuatan serta keseimbangan tubuh karena kaki akan membolak-balik kotak, anak kecil bahkan mengangkat motor yang dinaiki satu atau dua orang di atas motor tersebut.

Di masa kejayaannya seni pertunjukan genjring di daerah Cirebon, Indramayu dan Majalengka mencapai ratusan grup, namun saat ini hanya tinggal satu grup yang masih aktif, tapi kalau tak ada regenerasi maka akan punahlah semua seni genjring ini.

Halaman:

Editor: Agus Safari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x