Berburu Bungkreung Menjaga Tradisi Ngabedahkeun Balong di Cianjur

- 17 Mei 2021, 10:14 WIB
Tradisi ngabedahkeun balong yang masih terjaga di Kabupaten Cianjur menjadi kegiatan menarik untuk memanen ikan bungkreung dan udang air tawar yang kian langka dan bernilai jual.
Tradisi ngabedahkeun balong yang masih terjaga di Kabupaten Cianjur menjadi kegiatan menarik untuk memanen ikan bungkreung dan udang air tawar yang kian langka dan bernilai jual. /Foto : Istimewa

Hal ini sudah lumrah dilakukan sehingga setiap ada balong yang panen masyarakat dari mulai anak-anak, ibu-ibu atau bapak-bapak yang ingin mengambil ikan tak bertuan datang dengan ramai, siapapun boleh menangkan ikan tak bertuan itu sehingga ikan tersebutlah yang menjadi sasaran mereka dalam peristiwa ‘ngabedahkeun balong’.

Hal ini terjadi di Desa Hegarmanah, Cianjur. Namun selain di Cianjur banyak juga daerah-daerah lain di Jawa Barat yang memiliki tradisi seperti ini, contoh lainnya yaitu di beberapa tempat pedesaan di Sukabumi.

Terlebih pada saat masa pandemi sekarang, pembelajaran di sekolah menjadi pembagian shift masuk atau bahkan pemmberian tugas. Hal tersebut menjadikan anak-anak tidak harus menunggu waktu libur untuk ikut serta turun ke balong pada saat acara ‘ngabedahkeun balong’ tersebut.

Menurut penuturan Ovi (11), Syifa (9) dan Azizah (10) yang merupakan anak-anak paling aktif mengumpulkan ikan bungkreung dan udang. Mereka mengumpulkan dari balong ke balong yang sedang panen, dikumpulkan ke wadah ember hingga menjelang siang.

Baca Juga: Banjir Landa Kecamatan Mentarang Hulu Kabupaten Malianu Kalimantan Utara

Setelah terkumpul, mereka menjual hasil tangkapannya ke tengkulak ikan dan udang yang mana dijual dengan harga Rp. 17.000/kg untuk ikan bungkreung dan Rp. 12.000/kg untuk udang. Pada satu harinya mereka bisa menjual 1-3 kg ikan bungkreung dan 1-2 kg udang.

Bisa dikatakan pada sehari ikut turun ke balong mereka berhasil mengantongi uang Rp. 20.000-Rp. 50.000, bahkan penghasilan tertinggi masing-masing dari mereka bisa mencapai Rp.100.000 sehari jika hasil tangkapannya banyak.

Namun tidak semua hasil tangkapannya dijual mereka menyisihkannya sebagian untuk dikonsumsi oleh keluarga mereka sendiri. Ovi (11) menuturkan yang didapatkan bisa dipakai mereka untuk jajan, disimpan untuk hal yang diinginkan agar tidak meminta uang kepada orang tua.

Selain Ovi (11) dan teman-temannya, masih banyak anak-anak lain juga yang melakukan hal tersebut, maka dari itu setiap pagi jika ada balong yang dipanen maka akan ramai anak-anak untuk ikut turun ke balong. 

Baca Juga: Hari Senin Ini Mangkir, ASN Pemkot Bandung Harus Siap Terima Sanksi

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah